Sebelum pesawat akan mendarat, roda pendarat keluar dari badan pesawat. Awak kabin memberi tahu penumpang untuk mengencangkan sabuk pengaman, dan pesawat mulai turun melewati awan menuju landasan pacu yang bersinar dari kejauhan. Hal ini dapat dikatakan sebagai salah satu peristiwa paling menegangkan dalam sebuah penerbangan.
Ketika landasan pacu berada di dataran tinggi, di antara pegunungan terjal, terletak hanya beberapa meter dari laut, atau melewati jalan yang sibuk, maka itu adalah sesuatu yang berbeda. Ini bukan peristiwa biasa. Banyak penumpang yang tidak terbiasa dengan momen-momen seperti ini. Apalagi saat mendarat, cuaca di bandara tujuan sedang tidak bersahabat. Situs Hopper.com meriset untuk menentukan landasan pacu tergila di dunia.
Bandara Couchevel di Pegunungan Alpen
Wisatawan yang ingin menikmati hamparan salju seluas 600 km di daerah ski Three Valleys tahun ini mungkin harus bersabar untuk menuruni medan yang paling menggigit kuku di planet sebelum Anda menggunakan perlengkapan ski. Hal itu karena landasan pacu Bandara Couchevel merupakan satu-satunya pintu masuk ke kawasan tersebut.
Dengan landasan menanjak dan menakutkan, di bawah 600 meter secara garis lurus dan Pegunungan Alpen menjulang di segala sisi, maka tidak mengherankan jika lokasi ini dijadikan tempat pengambilan gambar film James Bond, Golden Eye.
Bandara Internasional Princess Juliana di Kepulauan Karibia
Pesawat mendarat di ketinggian rendah seperti berada seperti di atas rambut. Bandara Internasional Princess Juliana membuat pengunjung Pantai Macho beramai-ramai dan bersemangat untuk menonton pesawat Boeing 747 dan Airbus A330-200 terbang rendah di atas perairan Laut Karibia sebelum mendarat di landasan pacu.
Bagi wisatawan, saat pesawat mendarat dan lepas landas di Bandara Princess Juliana tetap menjadi daya tarik. Saat pesawat mendarat, jarak wisatawan dengan pesawat sangat dekat. Ditambah lagi suara raungan mesin pesawat benar-benar memekakkan telinga sebelum pesawat menyentuh landasan pacu. Demikian juga saat lepas landas, wisatawan yang sedang berjemur di pantai tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Mereka beramai-ramai berpegang erat pada pagar bandara untuk menahan semburan mesin jet yang begitu kuat tersebut. Berbahaya namun mereka senang.
Bandara Paro di Himalaya, Bhutan
Saat ini hanya sedikit pilot di planet ini yang memenuhi syarat untuk mendarat di Bandara Paro, Bhutan. Sangat menantang yaitu ketika turun ke landasan di tengah-tengah puncak Himalaya 5.000 meter yang tampak tak jelas di sekitarnya. Namun, hampir sekitar 200.000 penumpang menggunakan bandara ini setiap tahun.
Bandara Gibraltar, Semenanjung Iberia
Landasan pacu Bandara Gibraltar sama-sama menakutkan bagi warga di darat maupun di udara karena sepanjang dua kilometer, jalur landasan memotong jalan tepat di seberang pusat keramaian Winston Churcil Avanue. Jalan itu merupakan satu-satunya akses yang menghubungkan daratan Spanyol dengan bebatuan karang yang ada di laut. Hal ini berarti para pengguna jalan seringkali diminta untuk menghentikan kendaraan mereka untuk menunggu pesawat mendarat atau mengudara.
Bandara Tenzing-Hilarry di Himalaya, Nepal
Dinamakan dari dua pendaki yang berhasil menjejakkan kaki di Puncak Gunung Everest pada 1953, bandara yang terletak tinggi ini menempel dengan punggung terjal pegunungan Himalaya, Nepal yang berada di atas ketinggian lebih dari 2.800 meter di atas permukaan laut. Bandara ini terkenal dengan pendekatan tanpa ampun, punggung gunung yang muncul tiba-tiba di satu sisi sehingga pilot tidak mungkin untuk terbang mengelilingi dan mendarat pada kesempatan kedua jika pendaratan pertama kali tidak benar.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR