Penanggungjawab Museum di Suriah mengungkap, Pemerintah Suriah berhasil mendapatkan kembali lebih dari 120 benda antik. Benda-benda itu yang dijarah dari pemakaman kuno berusia ribuan tahun di Kota Palmyra yang hancur akibat perang.
Para penjarah mencuri benda antik dari makam dan kuil-kuil peninggalan Romawi di Palmyra. "Inilah Salah-satu lokasi strategis dalam sejarah perdagangan sutra, rempah-rempah dan parfum", kata Ahmad Deeb kepada kantor berita Reuters.
Pertempuran antara pasukan Suriah dan kelompok pemberontak telah menyebabkan kerusakan situs-situs bersejarah dan bangunan. Parahnya dalam kurun waktu empat tahun konflik ini telah menewaskan 200.000 orang.
"Pemerintah Palmyra telah melakukan pekerjaan besar yaitu ketika mereka berhasil mendapatkan kembali lebih dari 120 barang antik, utamanya batu nisan bersejarah yang telah digalih dan dijarah," kata Deeb.
Namun demikian, menurutnya, tidak semua barang antik yang dijarah dapat dikembalikan karena telah dilarikan ke luar Suriah, tambahnya.
Suriah dikenal memiliki banyak peninggalan bersejarah dan ada enam cagar budaya yang menurut UNESCO harus dilindungi, termasuk peninggalan bersejarah di Palmyra dan kastil peninggalan Perang Salib, Crac des Chevaliers.
Hampir 24 batu nisan dan patung kepala bocah bersejarah dijarah dari pemakaman di Palmyra pada bulan November lalu, menurut UNESCO.
Kebanyakan benda antik yang dijarah itu merupakan peninggalan dari abad 1 hingga abad 2. Benda antik merupakan produk seni dan arsitektur peninggalan peradaban dari perpaduan budaya Yunani-Romawi, tradisi lokal dan pengaruh Persia, kata UNESCO.
Citra satelit menunjukkan ada 290 situs warisan budaya di Suriah, yang memiliki keterkaitan dengan sejarah awal peradaban dunia, telah rusak akibat perang sipil, demikian temuan PBB pada Desember lalu.
Untuk melestarikan sejarah, Deeb mengatakan, semua museum di Suriah telah dikosongkan dua tahun yang lalu dan artefak-artefak penting "diamankan".
Mereka juga telah mendokumentasikan ulang barang antik bersejarah yang telah diselundupkan ke luar Suriah. Mereka juga telah mengontak Interpol untuk berusaha mendapatkan kembali benda-benda bersejarah itu.
Deeb memperkirakan lebih dari 1.500 benda antik bersejarah kemungkinan telah dijarah dari museum di kota Raqqa, Suriah, yang kini dikuasai kelompok militan Negara Islam atau ISIS.
Kelompok militan ISIS sebelumnya telah merusak peninggalan bersejarah karena dianggap bertentangan dengan ajaran Islam. Menurut Deeb, lebih dari 750 situs arkeologis telah dirusak.
Dewan Keamanan PBB pada bulan lalu telah melarang semua bentuk perdagangan barang antik dari negara yang dilanda perang.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR