Seperti diketahui, radiokarbon dibentuk oleh partikel kosmik dan kemudian tersebar di beberapa kompartemen sistem Bumi. Akibatnya, pengetahuan yang akurat tentang level radiokarbon sebelumnya secara langsung memungkinkan penemuan baru dan menyediakan koneksi di seluruh area penelitian yang luas.
Radiokarbon juga memberi tahu kita tentang kemungkinan badai matahari ekstrem di masa lalu, urutan besarnya lebih besar daripada yang diamati secara instrumental. Badai serupa hari ini akan berpotensi merusak jaringan komunikasi dan jaringan listrik kita secara dahsyat.
"Studi kali ini menyajikan kemajuan terbaru dalam pengetahuan radiokarbon masa lalu dan wawasan yang dihasilkan Dapat meningkatkan pemahaman kita tentang proses iklim, aktivitas matahari, geofisika, dan siklus karbon. Pengukuran yang memberikan resolusi yang lebih baik dalam variasi radiokarbon memungkinkan kami untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana komponen sistem ini beroperasi dan berinteraksi," tulis peneliti dalam laporannya.
Baca Juga: Kumpulan Penelitian Sepakat Bahwa Manusia Biang Kerok Perubahan Iklim
Penulis utama, Dr Tim Heaton yang juga Dosen Senior dari University of Sheffield's School of Mathematics and Statistics, dalam rilisnya mengatakan: "Radiokarbon paling dikenal sebagai alat yang digunakan untuk menentukan tanggal dan menyinkronkan banyak dari berbagai catatan arkeologi dan iklim dari 55.000 tahun terakhir. Namun, tingkat radiokarbon masa lalu juga penting untuk memahami Matahari, geodinamo, iklim masa lalu, dan perubahan siklus karbon."
Ia menjelaskan, beberapa tahun terakhir, kita telah melihat revolusi dalam kemampuan kita untuk membangun catatan rinci tingkat radiokarbon masa lalu. Itu semua mengarah ke wawasan baru dalam kronologi peristiwa iklim masa lalu, perubahan aktivitas Matahari, siklus karbon dan perubahan di tingkat Karbon Dioksida (CO2).
Ia mengatakan, perkembangan dalam penanggalan radiokarbon telah memungkinkan tim peneliti untuk memperkirakan tingkat radiokarbon dengan akurasi yang belum pernah terjadi sebelumnya hingga batas teknik sekitar 55.000 tahun yang lalu. Tahun lalu, tim peneliti telah menghitung ulang kurva kalibrasi radiokarbon yang disepakati secara internasional untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun, menjadikannya lebih detail daripada sebelumnya.
Baca Juga: Badai Matahari Ungkap Bangsa Viking Sudah di Amerika Sebelum Columbus
Para peneliti menggunakan data pengukuran dari hampir 15.000 sampel dari objek yang berasal dari 60.000 tahun yang lalu untuk membuat kurva kalibrasi radiokarbon baru. Data tersebut sangat mendasar di seluruh spektrum ilmiah untuk menentukan usia artefak secara akurat, dan memahami sistem Bumi dan iklim.
Radiokarbon sangat penting untuk geosains dan arkeologi. Para ilmuwan di Intergovernmental Panel on Climate Change atau Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) mengandalkan radiokarbon untuk meningkatkan model mereka. Radikarbon juga sebagai proxy untuk Matahari, dan sebagai target untuk meningkatkan pemahaman ilmuwan tentang sistem Bumi.
Tidak hanya itu, radiokarbon juga berfungsi sebagai jam hingga saat ini sebagian besar catatan paleoklimatisme selama 55.000 tahun terakhir. Ini penting untuk lebih memahami dan mempersiapkan perubahan iklim di masa depan.
Para arkeolog menggunakan penanggalan radiokarbon untuk memahami perubahan penting dalam sistem sosial kita yang membantu menjelaskan masa kini dan menjawab tantangan besar yang kita hadapi saat ini.
Baca Juga: Dinosaurus Muncul Karena Perubahan Iklim dan Letusan Gunung Berapi
Source | : | Science,Sheffield University Press |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR