Anne Frank, gadis Yahudi yang buku hariannya menjadi ikon potret kekejaman NAZI dan Holocaust yang dilakukan kelompok tersebut, diduga mati satu bulan lebih awal dari yang selama ini diberitakan.
Anne Frank House, sebuah museum di Amsterdam tempat segala memori tentang Anne Frank dan sejarahnya tersimpan, baru-baru ini melakukan penelitian untuk memastikan tanggal kematian Anne Frank yang sebenarnya.
Dalam dokumentasi yang telah beredar, dikatakan bahwa Anne tewas akibat tifus yang dideritanya semasa tinggal dalam kamp konsentrasi Bergen-Belsen, namun tanggal kematiannya belum dapat dipastikan.
Dalam laporan studi yang dirilis oleh Anne Frank House, dikatakan Anne meninggal di bulan Februari 1945, satu bulan lebih awal dari yang selama ini diberitakan.
Setelah melakukan analisa dengan meneliti dokumen-dokumen tua dan bertanya pada saksi mata yang pernah tinggal di lingkungan kamp pengungsi bersama keluarga Frank, dikatakan bahwa mereka tidak pernah lagi melihat Anne dan saudarinya sejak tanggal 7 Februari 1945.
Salah satu bekas tahanan semasa di kamp pengungsian yang juga teman kelas Anne Frank bernama Nanette Blitz mengatakan, terakhir kali ia menemui Anne di bulan Desember 1944. Kala itu, kondisi Anne sudah sangat lemah karena tipus yang dideritanya akibat gigitan lice–semacam parasit penghisap darah. Konon, orang yang telah digigit lice tidak akan bertahan hidup lebih lama dari dua minggu. Atas dasar itulah, waktu kematian Anne Frank diperkirakan terjadi pada pertengahan Februari.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR