Tahun lalu ada 41,8 juta ton limbah elektronik, terutama telefon selular, kulkas, mesin cuci dan peralatan rumah tangga lain yang dibuang di seluruh dunia. Menurut laporan yang disiapkan oleh unit penelitian dan pendidikan PBB, kurang dari seperenam limbah elektronik itu yang didaur-ulang.
Amerika dan Tiongkok adalah negara penghasil limbah elektronik terbesar. Namun negara-negara yang mengategorikan diri sebagai negara yang sadar lingkungan juga masuk daftar negara dengan limbah elektronik terbesar per kapita, antara lain Norwegia, Swiss, Islandia, Denmark dan Inggris.
Wakil Sekjen PBB David Malone mengungkap, “Di seluruh dunia limbah elektronik merupakan ‘tambang perkotaan’ yang sangat berharga, dan sangat berpotensi untuk didaur-ulang”.
Menurut laporan itu, bahan-bahan logam yang diambil dari piranti limbah elektronik itu seperti emas, perak, besi dan timah – bernilai 52 milyar dolar.
Tetapi Malone juga mengingatkan bahwa limbah elektronik adalah limbah beracun yang harus diurus dengan sangat hati-hati. Pasalnya komponen-komponen lain seperti timbal, cadmium, chromium dan mercuri terkandung dalam limbah elektronik.
Menurut laporan PBB itu, volume limbah elektronik di seluruh dunia diperkirakan akan mencapai 50 juta ton pada tahun 2018.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR