Dari New Jersey ke Long Island, dari pinggiran utara kota ke Samudera Atlantik, semuanya dengan Kota New York di tengah-tengahnya.
Pemandangan ini bisa dilihat umum mulai Jumat (29/5) saat Observatorium One World Trade Center resmi dibuka di Kota New York - di atas bekas gedung WTC yang hancur dalam serangan 11 September 2001.
Warga dari seluruh dunia antre untuk naik ke lantai teratas gedung baru yang mengkilap itu, yang tingginya 541 meter, lebih tinggi dari bangunan lain di Amerika Utara.
Bangunan itu selesai pada awal tahun ini, memerlukan waktu beberapa tahun untuk pembangunan, serta butuh 45 ribu ton baja, 159.000 meter kubik beton, dan menghasilkan hampir 28 ribu meter persegi ruang kantor.
Observatorium ini terdiri dari tiga lantai, dari lantai 100 ke 102. Ada lift yang bisa digunakan untuk naik selama 47 detik yang menunjukkan rekaman video, yang memperhatikan perkembangan New York dan berakhir dengan pemandangan kawasan sekitarnya sekarang.
Setelah keluar dari lift, pengunjung melihat rekaman video lain yang menampilkan orang-orang yang membantu pembangunan Gedung World Trade Center pertama, yang juga dikenal sebagai Freedom Tower. Kemudian terakhir ada pemandangan wilayah Manhattan dan sekitarnya sejauh mata memandang. Pada hari yang cerah, itu berarti sekitar 80 kilometer jarak pandang ke segala arah.
Biayanya US$30 lebih untuk setiap orang dewasa agar dapat melihat pemandangan dari lantai teratas.
"Negara saya membantu membangun menara ini karena kerangka baja di ruang tingkat bawah tanah berasal dari negara saya. Jadi, negara terkecil di dunia telah membantu kota terbesar di dunia," menurut seorang pengunjung dari Luksemburg.
Otorita pelabuhan New York dan New Jersey bakal memperoleh penghasilan $875 juta dari Observatorium itu dalam 15 tahun ke depan dan bagian dari penghasilan itu sudah mulai diperoleh hari ini. Tetapi yang lebih penting, mungkin, adalah menyaksikan World Trade Center sebagai tempat untuk mengenang dan berharap untuk masa depan.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR