Temperatur ventilasi air panas di laut dalam bisa mencapai 464 derajat Celsius. Hyperthermophile tidak hidup pada ventilasi, tetapi di lingkungan sekitarnya.
Helena Santos, ahli mikroba dari New University of Lisbon mengatakan temperatur adalah parameter yang paling ganas.
"Semuanya akan hancur pada suhu tinggi," katanya. Itu sebabnya tidak ada kehidupan pada kawah gunung berapi karena suhu yang sangat tinggi tidak memungkinkan makhluk hidup untuk bertahan. Lingkungan lain yang juga diperkirakan sangat sulit mendukung kehidupan adalah di bawah permukaan planet kita ini. Tapi tetap saja ada makhluk hidup yang bisa bertahan.
Mereka adalah Desulforudis audaxviator yang ditemukan 3,2 kilometer di bawah permukaan Bumi, tepatnya di salah satu tambang emas di Afrika Selatan.
Diduga makhluk ini tidak melakukan kontak dengan permukaan Bumi selama jutaan tahun. Bagaimana mereka bertahan?
Mereka bisa hidup dengan menyerap "gizi" dari batu-batuan yang mengalami "kerusakan radioaktif".
Kehidupan juga bisa ditemukan di lingkungan yang ekstrem, misalnya pada suhu yang sangat dingin.
Bakteri genus Psychrobacter bisa bertahan pada suhu -10 derajat Celsius di Siberia dan di lumpur lapisan es Antartika. Para ahli juga sudah menemukan spesies di air asin di Antartika yang hidup di lingkungan dengan suhu -20 derajat Celsius.
Untuk bisa hidup di lingkungan seperti ini, mikroorganisme menyesuaikan diri dengan membran dan struktur protein yang memang mendukung mereka pada suhu yang sangat dingin.
!break!
Molekul antibeku
Bahkan mereka punya molekul antibeku pada sel.
"Melihat kenyataan bahwa permukaan Bumi pernah beberapa kali dilapisi es, sebenarnya tak terlalu mengherankan kalau spesies bisa menyesuaikan diri dengan kondisi seperti yang ditemukan di Antartika," kata Jill Mikucki, pakar mikrobiologi dari Universitas Tennessee.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR