Namun kerap kali, hal-hal baru itu tidak menawarkan wawasan baru, justru mendatangkan kilau yang membutakan norma-norma dan anggapan-anggapan kita sendiri.
Lihat bagaimana puji-pujian tentang kemajuan teknologi modern yang terdiri dari angka-angka di dalamnya.
Menjelang akhir tahun 2014, akan ada lebih banyak telepon genggam di dunia ini, daripada manusia.
Kita telah beralih sejak peluncuran pertama perangkat tablet digital di pertengahan tahun 2011 kepada tablet digital yang menguasai lebih dari separuh pasar global komputer personal pada tahun 2014.
Sembilan puluh persen data di dunia saat ini diciptakan dalam dua tahun terakhir. Telepon saat ini lebih canggih ketimbang komputer super tahun lalu.
Perangkat lunak saat ini lebih pintar daripada diri kita dalam permainan catur dan menjawab kuis. Dan masih banyak lagi.
Mitos Singularitas
Ini adalah kisah dimana mesin dan kemampuan mereka meningkat terus, menarik kita dalam pertumbuhan eksponensial.
Mungkin mitos terpenting era kita adalah Singularitas, dimana kita mengantisipasi sebuah masa depan dimana mesin menyebrangi ambang batas mereka dengan kemampuan akal yang melebihi manusia.
Sementara kebanyakan manusia tak percaya bahwa hal itu akan terjadi, kisah tentang kiamat yang disebabkan oleh soal semacam itu sudah amat akrab dengan kita.
Tentu soalnya cuma waktu –setidaknya secara teoritis – hingga akhirnya kita meloloskan diri, menyatukan diri atau melampaui sifat alamiah kita dan bangkit menuju sebuah fase yang baru sama sekali dalam sejarah manusia.
Atau tidak sama sekali. Karena – sementara kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan adalah hal yang menakjubkan – hubungan dengan kemajuan manusia lebih mirip dengan impian ketimbang fakta yang berdasar.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR