Suka atau tidak, percepatan kemajuan tak bisa terjadi terus menerus tanpa batas. Kita mungkin merindukan diri kita terbebas dari batasan fisik dan sejarah, tetapi diri kita yang sedang kita dandani ini dilengkapi dengan keseluruhan keindahan dan penyimpangan yang sama.
Pada waktunya, impian kita mengenai teknologi yang bisa melampaui kenyataan – dan membawa kita bersamanya – akan sama antiknya seperti para laki-laki pada jaman Viktoria di akhir abad ke-19, yang berdandan rapi sebelum mereka menelepon.
Ini satu alasan mengapa, dalam dua tahun terakhir, saya mendedikasikan sebagian kolom saya pada gesekan yang timbul antara cerita tentang teknologi dan penerapannya secara nyata dalam kehidupan kita.
Mulai dari pengikisan sejarah digital hingga ketololan teknologi "pintar"melewati rahasia tersembunyi surat elektronik hingga pentingnya \'melupakan\'.
Saya suka menjelajahi ketegangan antara dunia digital dan diri kita yang analog – tidak untuk ditinggalkan atau dijauhi, tetapi karena teknologi tetap terperosok dalam sejarah, politik dan kegagalan manusia, serupa dengan hal lain yang kita sentuh.
Ini menjadi kolom tetap saya, Life:Connected, yang terakhir yang saya tulis untuk BBC Future.
Saya akan menulis buku tentang salah satu obsesi saya: perhatian, dan bagaimana hal itu menjadi arena pertempuran terbesar pada abad ke-21.
Namun saya akan tetap meneliti dampak teknologi, di sini dan di mana saja – serta bertanya apa artinya melihat kecemasan kita tertuang menjadi sebuah adonan yang baru.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR