Alam semesta senantiasa membawa cerita baru untuk kita. Dua puluh tahun lalu, untuk pertama kalinya manusia meyakini bahwa planet di bintang lain serupa Matahari itu ada, maka planet yang sama kini bisa dideteksi secara langsung. Sebuah kemajuan yang sangat pesat ketika pengamatan langsung sudah dapat dilakukan dan ribuan planet juga berhasil ditemukan dari teknik pengamatan tidak langsung.
Penemuan menarik kali ini datangnya dari tim astronom dari Universitas Cambridge yang berhasil mengamati perubahan atmosfer pada planet di bintang lain. Uniknya, planet yang berhasil diteliti atmosfernya itu bukan planet raksasa melainkan planet Bumi super yang ukurannya 2 kali lebih besar dibanding Bumi. Keberhasilan ini menandai pertama kalinya perubahan atmosferik di planet batuan bisa diamati dan pengamatan untuk mempelajari apa yang terjadi di permukaan planet menjadi tonggak baru untuk mengidentifikasi planet laik huni di bintang lain.
Pengamatan pada planet batuan yang dijuluki juga planet berlian, menunjukkan 3 kali perubahan temperatur yang cukup besar selama 2 tahun. Mengapa bisa terjadi perubahan seperti itu masih dalam penelitian. Akan tetapi dugaan awal mengarah pada aktvitas vulkanik yang tinggi di permukaan planet.
!break!Planet 55 Cancri e
Planet berlian yang sedang diteliti adalah planet 55 Cancri e yang mengorbit bintang serupa Matahari di rasi Cancer. Dari pengamatan teleskop Spitzer pada planet 55 cancri e, para astronom berhasil mengidentifikasi perubahan emisi termal dari planet tersebut dan menemukan terjadinya perubahan temperatur pada sisi siang planet antara 1000 – 2700 derajat Celsius. Perubahan yang sangat tajam dan menunjukan betapa panasnya permukaan planet ini di sisi siangnya. Yup, di sisi siang, karena planet 55 Cancri e terkunci secara gravitasi dengan bintang induknya sehingga di planet ini ada sisi yang selalu berhadapan dengan bintang dan selalu siang dan ada sisi yang selalu malam.
Perubahan temperatur yang sedemikian besar pada exoplanet dan khususnya untuk planet batuan Bumi super merupakan sesuatu yang menakjubkan sekaligus juga mengundang tanya. Apalagi sampai saat ini belum pernah ada sinyal atau tanpa apapun dari emisi termal dan aktivitas permukaan yang pernah dideteksi dari planet Bumi super. Artinya, planet 55 Cancri e merupakan kandidat terbaik untuk pengamatan kondisi atmosferik dan permukaan exoplanet batuan. Penemuan ini sangat penting, mengingat sebelumnya penelitian hanya dilakukan untuk mengetahui kondisi atmosfer planet gas raksasa. Untuk bisa mengamati atmosfer exoplanet Bumi super tidaklah mudah mengingat massanya yang hanya 1 – 10 massa Bumi.
!break!Data awal yang diperoleh masih belum bisa memberikan jawaban, akan tetapi para astronom meyakini kalau perubahan temperatur tersebut terjadi akibat semburan gas dan debu yang sesekali menyelimuti permukaan planet. Selain itu diperkirakan juga sebagian permukaan planet 55 Cancri e merupakan cairan. Semburan gas dan debu tersebut diperkirakan berasal dari aktivitas gunung berapi yang sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari aktivitas vulkanik di Io, satelit Jupiter.
Exoplanet 55 Cancri e merupakan satu dari 5 planet yang ditemukan mengitari bintang 55 Cancri, bintang yang berada 40 tahun cahaya dari Bumi. Exoplanet 55 Cancri e merupakan planet batuan yang berada sangat dekat dari bintang induknya, hanya 0,015 AU dan satu tahun di planet ini sangat pendek, hanya 18 jam!
Pengamatan 55 Cancri e yang dilakukan sebelumnya menunjukan kelimpahan karbon sehingga planet ini kemudian diberi julukan planet berlian. Akan tetapi hasil pengamatan terbaru menunjukan terjadinya perubahan seiring waktu. Diperkirakan 55 Cancri e masih tetap kaya dengan karbon akan tetapi apakah ia merupakan planet air seperti yang diduga sebelumnya masih perlu diselidiki lagi.
Pengamatan dan penyelidikan lebih lanjut masih harus dilakukan karena perubahan besar yang terjadi di 55 Cancri e masih belum dapat dijelaskan dengan teori yang ada. Tapi itu kan yang menarik dari sains. Petunjuk baru bisa datang kapan saja dan membuka babak baru sebuah penelitian. Hal yang sama terjadi pada kasus 55 Cancri e. Inilah babak baru yang menantang kemampuan para astronom untuk mempelajari kondisi di exoplanet batuan dengan instrumentasi yang ada saat ini.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR