"Secara gotong royong, direktori ini dikembangkan tidak hanya oleh arkeolog dengan temuannya, tapi para sejarawan, filolog, hingga arsitektur, berkolaborasi mewujudkan data-data empirik dalam direktori," imbuhnya.
Baca Juga: Pesan Teladan Kemajemukan Budaya dari Metropolitan Majapahit
"Disiplin ilmu sejarah sangat berkaitan erat dengan sejarah publik, yang terbuka tidak hanya untuk ahli, melainkan juga semua aspek dan elemen bisa menjadi penulis dan pemerhati sejarah (tidak seperti di Inggris), makanya dinamakan masyarakat sejarah, bukan ahli sejarah," ungkap Adrian Perkasa, sejarawan Universitas Airlangga dan Leiden Universiteit.
"Kesinambungan bagi para cendekiawan dari berbagai disiplin ilmu, menjadi kunci keberhasilan ilmu pengetahuan, khususnya dalam mengemas Direktori Majapahit menjadi literasi untuk memberi cakrawala pengetahuan," ujar Adrian.
Dwi Hariyawan, staff kementerian ATR/BPN Bidang Pengembangan Kawasan, turut beropini dalam talk show tersebut. "Hadirnya direktori, menjadi upaya penting dalam menemukan dan mengumpulkan kembali kejayaan Majapahit secara literasi dalam kemasan digital".
"Melalui temuan literasi-literasi akan membantu seluruh akademisi hingga masyarakat secara luas, untuk tidak sekadar mengetahui, tetapi juga menyadari setiap puing peradaban Majapahit adalah bukti besarnya peradaban ini," pungkasnya.
Baca Juga: Runtuhnya Majapahit dan Kronik Kesultanan Pertama di Tanah Jawa
"Majapahit disejajarkan dengan situs-situs sohor seperti Angkor Wat di Kamboja dan beberapa situs sohor di India yang sudah diakui secara internasional. Sayang, literasi yang lalu tentang Majapahit masih tidak dilestarikan dengan baik," terang sejarawan, Peter Carey.
"Situs ini bukan sembarang situs, dunia menyadari Majapahit adalah imperium terbesar dalam sejarah dunia, sehingga harus betul-betul dilindungi situs yang sudah ada, dijauhkan dari kerusakan akibat pekerjaan penduduk lokal (membakar bata)," ujar Carey.
"Melalui Direktori Majapahit, diharapkan adanya langkah-langkah nyata untuk mengembalikan keutuhan literasi dengan membangun dan mengumpulkan kembali data dan bukti sejarah, kemudian melindunginya," tambahnya.
Source | : | direktorimajapahit.id |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR