Tidak semua penyakit membutuhkan konsumsi antibiotik sebagai terapi penyembuhan. Penggunaan antibiotik pada indikasi yang tidak tepat, justru akan membuat pertumbuhan bakteri kebal terhadap antibiotik. Bahkan, pada bayi, penggunaan antibiotik yang terlalu sering dapat menimbulkan gangguan pencernaan.
Menurut riset Uniformed Services University of the Health Sciences, Bethesda, Maryland, Amerika Serikat, bila bayi sering diberi antibiotik, ia berisiko alami gangguan pencernaan pilorus stenosis.
Studi ini menegaskan kaitan antara penggunaan antibiotik jenis erythromycin dengan risiko pilorus stenosis pada bayi, sekaligus hubungan pemberian antibiotik jenis azithromycin dengan meningkatnya risiko pilorus stenosis pada bayi berusia di bawah 6 minggu. Kaitannya sangat kuat, jika paparan antibiotik terjadi dalam kurun waktu dua minggu pertama kehidupan bayi dan akan bertahan terus, meski kadarnya akan berkurang, saat bayi berusia 2-6 minggu, demikian laporan yang dimuat di jurnal Pediatrics.
Menurut Dr. Clay Jones, dokter anak yang khusus menangani bayi baru lahir di Newton-Wellesley Hospital, Massachusetts, sebenarnya pilorus stenosis bukan termasuk gangguan yang berbahaya dan bisa ditangani oleh ahli. “Namun, sebaiknya gangguan ini terdiagnosis sejak dini dan segera diatasi agar tidak berisiko besar bagi bayi,” anjur Jones.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR