Banyak penelitian di seluruh dunia telah membuktikan bahwa pengenalan buah dan sayur pada usia dini, akan memberikan manfaat positif bagi perilaku konsumsi buah dan sayur pada usia dewasa.
Salah satunya adalah hasil studi oleh Dovey TM, et al (2008) dalamFood Neophobia and Picky/ Fussy Eating in Children menyatakan bahwaneophobia atau ketakutan mencoba makanan baru dapat terjadi semenjak usia 18 bulan, yang dapat menyebabkan anak menjadi picky eater. Oleh karena itu, penting untuk mengenalkan makanan yang bervariasi pada masa 1000 hari pertama kehidupan untuk menghindari hal tersebut.
Lalu, bagaimana pola konsumsi serat di Indonesia?
Berbagai penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa konsumsi serat di Indonesia belum tercukupi. Berikut tiga fakta terkait konsumsi serat di Indonesia.
- Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan proporsi rerata nasional konsumsi kurang sayur dan buah pada penduduk di atas 10 tahun mencapai 93,5%, ini tidak menunjukkan perubahan jauh dari data sebelumnya Riskesdas 2007 sebesar 93,6%.
- Dalam jurnal Gizi dan Pangan Maret 2014, terungkap bahwa anak Indonesia hanya mengonsumsi ½ dari porsi serat yang dianjurkan dan konsumsi serat anak kota lebih rendah ketimbang di pedesaan.
Ini sesuai dengan catatan World Health Organization (WHO) yang memperlihatkan bahwa orang Indonesia mengonsumsi buah dan sayur hanya sebanyak 2,5 porsi per hari atau 34,55 kg per tahun. Jumlah ini jauh di bawah anjuran Food Agriculture Organization (FAO) untuk konsumsi buah per kapita per tahun sebanyak 73 kg.
- Fakta kurangnya konsumsi yang merata pada anak-anak maupun orang dewasa di Indonesia menunjuk pada kebiasaan kurang konsumsi sayur dan buah yang dimulai sejak usia dini.
Menurut Prof. Dr. Agus Firmansyah SpA(K), Guru Besar di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI- RSCM, untuk memenuhi kebutuhan serat pada anak, pengenalan buah dan sayur sejak dini bisa dilakukan secara bertahap, kombinasikan dengan lauk pauk sumber protein hewani dan nabati, serta makanan pokok sumber kalori, tingkatkan jumlahnya secara bertahap dalam porsi seimbang, dan biasakan mengonsumsi buah dan sayur secara teratur agar terbiasa hingga dewasa.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR