Banyak spesies hewan di dunia ini yang sedang menuju kepunahan. Salah satunya adalah Rafetus swinhoei. Untunglah labi-labi betina terakhir di dunia itu akan segera bertelur!
Di dunia ini hanya tersisa empat labi-labi raksasa Yangtze. Sepasang yang berumur sekitar 100 tahun hidup di Kebun Binatang Suzhou Tiongkok sejak tahun 2008 dan dua ekor lainnya (keduanya jantan) berada di Vietnam.
Bagi pasangan terakhir yang ada di dunia ini, kawin adalah hal yang tidak mudah. Mereka sudah berkali-kali kawin selama beberapa tahun terakhir namun si betina tidak pernah bisa menghasilkan telur yang subur.
Untuk menyelamatkan spesies ini, para ilmuwan akhirnya memutuskan untuk turun tangan. Mereka mengambil langkah inseminasi buatan. Cairan mani dari labi-labi jantan tersebut akan diambil dan diinjeksikan langsung ke tubuh si betina.
Langkah ini sebenarnya dapat membahayakan kelangsungan hidup si labi-labi yang sudah berumur 100 tahun. Namun demi menyelamatkan spesies ini dari kepunahan, para peneliti tak punya pilihan lain.
Setelah sang jantan dibius, para peneliti menemukan alasan mengapa selama ini perkawinan pasangan labi-labi tersebut tak pernah berhasil. Organ seks sang jantan ternyata rusak sehingga menghambat laju sperma ke tubuh sang betina. Labi-labi jantan ini memang masih bisa kawin namun ia tidak bisa membuahi si betina. Kerusakan organ ini ditengarai oleh para ilmuwan terjadi akibat perkelahian dengan labi-labi lain bertahun-tahun yang lalu.
Setelah operasi tersebut dilakukan, kini sang betina berhasil dibuahi. Sekarang kita tinggal menunggu apakah telur yang ia hasilkan dapat menjadi labi-labi. Pada jenis binatang reptil, tidak semua telur yang muncul bisa menjadi tukik. Ada telur yang tidak fertil dan tidak bisa berkembang. Semoga saja telur dari labi-labi betina terakhir di dunia ini dapat berkembang menjadi tukik labi-labi!
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR