Salah satunya adalah Mulyadi yang telah bekerja di warung bubur lambuk selama 20 tahun.
"Kami memasak setiap hari lebih dari 1.000 porsi, satu panci ini bisa memasak sekitar 250 bungkus bubur ," jelas Zainal.
Sementara itu, Anwar, pedagang lainnya, mengatakan pada awal bulan Ramadan permintaan bubur lambuk sangat tinggi, tetapi kemudian menurun pada pekan berikutnya.
"Ya ramai sekali minggu pertama, kedua, ketika mulai menurun dan keempat mulai sepi, jadi ya jumlah bubur juga kami sesuaikan," jelas Anwar.
Di sepanjang jalan kawasan Kampung Bharu tampak lebih 15 kios yang menjual bubur lambuk. Antrean kendaraan pembeli sering kali tampak sejak pukul 15.00. Salah satunya Abdul Khalil, yang membeli empat bungkus untuk cucunya.
"Ya saya membeli untuk cucu-cucu, nanti kalau tak beli mereka tanya: \'Atuk mana bubur lambuknya?\' Sudah jadi tradisi tiap Ramadan kami makan bubur ini," jelas Abdul Khalil.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR