Manusia modern pertama kali muncul di Afrika sekitar 200.000 tahun yang lalu dan perlahan berevolusi melintasi benua sebelum pindah ke Asia barat sekitar 60.000 tahun yang lalu. Nenek moyang kita kemudian menyebar ke seluruh dunia sampai semua spesies hominin lain di planet ini punah, termasuk Denisovans di Asia Timur dan Homo floresiensis, “bangsa hobbit” Indonesia.
Neanderthal di Eropa adalah salah satu spesies hominin terakhir yang mati, mati sekitar 39.000 tahun yang lalu. Namun, penelitian terbaru – yang diuraikan pada pertemuan Masyarakat Eropa untuk studi Evolusi Manusia awal tahun ini – telah menunjukkan bahwa pengambilalihan oleh Homo sapiens ini tidak langsung. Pada beberapa kesempatan, kelompok pemukim awal tewas saat mereka pindah ke benua itu.
Dalam sebuah penelitian, peneliti internasional memeriksa kembali sebagian tengkorak dan kerangka seorang wanita yang ditemukan di gua Zlatý Kůň di Republik Ceko. Awalnya diperkirakan berusia 15.000 tahun, analisis baru ini menunjukkan bahwa usianya mungkin setidaknya 45.000 tahun, menjadikannya salah satu anggota Homo sapiens tertua yang ditemukan di Eropa. Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa dia tidak memiliki kesinambungan genetik dengan orang Eropa modern.
Seperti yang dikatakan oleh salah satu tim peneliti—Cosimo Posth—dari Institut Ilmu Arkeologi, Universitas Tübingen, Jerman: “Wanita ini tidak berkontribusi secara genetik pada orang Eropa masa kini.”
Baca Juga: Manusia Modern dan Manusia Purba Neanderthal Bertemu 50.000 Tahun Lalu
Situs lain di mana sisa-sisa manusia modern awal dari sekitar periode ini telah ditemukan termasuk Peștera cu Oase di Rumania dan gua Bacho Kiro di Bulgaria. Dan sekali lagi, keduanya tidak menghasilkan profil genetik yang meninggalkan jejak signifikan di Eropa.
Penemuan pos-pos ekspansi manusia modern yang hilang ini menunjukkan bahwa Homo sapiens menyebar ke Eropa dalam bentuk gelombang, dan menimbulkan pertanyaan kritis bagi para ilmuwan. Khususnya, mengapa perjalanan manusia modern ke Eropa berhasil ketika yang sebelumnya gagal? Bagaimanapun juga, dampak dari kesuksesan ini di dunia kita sangat signifikan. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa faktor lingkungan memainkan peran kunci dalam kematian Neanderthal. Pemicu yang mungkin termasuk pembalikan kutub magnet bumi yang terjadi sekitar 42.000 tahun yang lalu. Dikenal sebagai peristiwa Laschamps, itu bisa meningkatkan tingkat radiasi kosmik di seluruh planet ini selama beberapa abad.
Halaman berikutnya...
Penulis | : | Agnes Angelros Nevio |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR