Nationalgeographic.co.id—Hantaman asteroid pada 66 juta tahun lalu telah memicu kepunahan massal kelima. Meski semua dinosaurus non-unggas telah punah, mamalia masih bertahan.
Melalui kegelapan, abu, dan panas yang mematikan, seekor hewan berbulu kecil berlarian melalui pemandangan neraka yang ditinggalkan oleh hari terburuk bagi makhluk hidup dalam sejarah Bumi.
Ia mencari-cari makanan di antara puing-puing, menyambar serangga untuk dimakan, dan berlari kembali ke tempat berlindungnya. Di sekelilingnya terdapat tubuh dinosaurus yang telah mati dan sekarat yang telah meneror mamalia selama beberapa generasi.
Itu adalah minggu-minggu dan bulan-bulan awal setelah asteroid selebar 10 kilometer bertabrakan dengan pantai Meksiko saat ini dengan kekuatan lebih dari satu miliar bom nuklir, mengakhiri Zaman Kapur secara spektakuler.
Pada awal era berikutnya, Paleosen, hutan terbakar, tsunami mengguncang pantai, dan sejumlah besar batu, abu, dan debu yang menguap membubung hingga berkilo-kilometer ke atmosfer.
Namun, dunia ini tidak tanpa kehidupan. Di antara yang selamat adalah salah satu primata paling awal yang diketahui, Purgatorius, yang tampak seperti persilangan antara tikus tanah dan tupai kecil. Jumlahnya pasti akan berkurang di tengah bencana global ini, tetapi spesies ini bertahan hidup.
Begitulah kehidupan mamalia awal segera setelah asteroid menghantam dan memusnahkan tiga perempat spesies yang hidup di Bumi. Hanya era Kematian Besar, 252 juta tahun yang lalu, yang lebih mematikan (meskipun tidak terlalu tiba-tiba), membunuh 95% kehidupan di lautan dan 70% di daratan.
Asteroid yang mengakhiri Zaman Kapur membawa serta dinosaurus terkenal seperti Tyrannosaurus dan Triceratops, serta makhluk yang kurang dikenal tetapi aneh seperti Anzu, atau "ayam dari neraka". Ada dinosaurus berparuh bebek, dinosaurus berleher panjang, dinosaurus dengan baju besi di sekujur tubuh mereka – dan, dengan sangat cepat, semuanya mati.
"Di bawah bayang-bayang raja dan ratu dari Zaman Kapur Akhir ini, mamalia seperti Purgatorius berukuran kecil dan kurus, banyak dari mereka mengisi jenis relung ekologi yang saat ini ditempati oleh hewan pengerat," tulis Kepunahan Martha Henriques di laman BBC.
Bagaimana mungkin kelompok makhluk yang tampaknya rentan ini – termasuk nenek moyang kita – selamat dari kiamat?
Baca Juga: Kebohongan Terbesar Fosil Dinosaurus dari Tiongkok yang Menipu Dunia
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR