NASA tengah berupaya mengembangkan teknologi layar surya yang lebih baik dari Lightsail, layar surya buatan Bill Nye yang telah lebih dulu mengoperasikan misinya.
(Baca juga: Proyek Antariksa Berhasil Demonstrasikan Layar Surya Inovatif)
Tahun ini, NASA merekrut tim yang diketuai oleh Bruce Wiegmann untuk menciptakan e-sail atau layar surya yang dinamakan HERTS (Heliopause Electrostatic Rapid Transit System). Layaknya Lightsail buatan Bill Nye, pesawat antariksa ini memanfaatkan tekanan foton matahari untuk bergerak. Tekanan angin surya yang akan menerpa layar ini tentulah besar. Namun, tekanan yang dihasilkan dari angn matahari akan menurun sekitar 5 AU (Astronomical Units), atau lima kali jarak Bumi ke Matahari.
Bruce dan timnya mendesain belasan fitur yang memudahkan pengisian daya matahari, dengan memasang kabel sepanjang 20 km yang tersebar di tubuh HERTS. Guna kabel-kabel itu adalah sebagai pembentuk lingkaran layar, yang daya positifnya akan ditangkis oleh serbuan proton Matahari.
Elektron yang nantinya diambil oleh HERTS akan dihapus dari wahana oleh senapan elektron terintegrasi, sehingga wahana HERTS akan berputar setiap jamnya.
Menurut Wiegmann, yang terbaik dari desain wahana layar surya HERTS adalah kecepatannya. Meski berbobot 500 kg, HERTS dinilai mampu mencapai heliopause (bagian luar tata surya) dalam kurun waktu 10 sampai 12 tahun. Namun, estimasi itu akan terjadi jika apa yang ilmuwan harapkan terkait hukum fisika tentang plasma ruang benar. Angin matahari yang lambat kecepatannya adalah 300 km/jam, sedangkan angin matahari yang cepat akan bertiup dengan kecepatan 700 km/jam.
Wiegmann berharap, nantinya jika misi ini berhasil, HERTS akan mampu mempermudah misi dan ekspedisi yang akan dilakukan NASA di masa depan. Ia juga berharap, dengan menggunakan wahana HERTS maka 50 hingga 100 misi bisa selesai dalam kurun waktu satu tahun.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR