Para ilmuwan menemukan bahwa menguasai dua bahasa akan meningkatkan ukuran bagian otak yang bertanggung jawab untuk proses daya ingat jangka pendek dan rentang perhatian.
Dulu para ahli menduga bahwa anak-anak yang berbicara dua bahasa bisa mengalami kerugian karena mengingat dua bahasa bisa memperlambat perkembangan bahasa mereka. Tapi kini para ahli menemukan bahwa anak-anak tersebut justru memiliki kemampuan lebih dalam tugas yang membutuhkan perhatian, penundaan dan memori jangka pendek, dibandingkan dengan anak yang hanya bisa satu bahasa.
Walau begitu kontroversi tetap ada mengenai keuntungan dari kemampuan bilingual. Dalam penelitian yang dilakukan tim dari Georgetown University Medical Centre ditemukan, orang dewasa yang menguasai beberapa bahasa (poliglot) memiliki area otak abu-abu (grey matter) yang lebih banyak.
Hal tersebut menunjukkan manfaat jangka panjang dari menguasai lebih dari satu bahasa akan mengubah otak. Meski begitu, bahasa isyarat tak dianggap sebagai bahasa asing oleh otak.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR