Antara Mars dan Yupiter terdapat sabuk asteroid. Di kawasan inilah entah berapa ribu serpihan planet batuan mengorbit Matahari.
Pada tahun 1990, para ilmuwan mencatat dan menghitung orbit lebih dari 3.300 asteroid. Mungkin masih ada ratusan ribu lagi, termasuk yang terlalu kecil untuk dilihat dari Bumi. Astronom yang menemukan sabuk asteroid berpikir bahwa sabuk itu tercipta ketika sebuah planet dalam orbit di antara Mars dan Yupiter hancur karena gravitasi Yupiter yang sangat kuat, dan remukannya terus beredar dalam orbit yang sama. Tetapi, para ilmuwan beranggapan bahwa gravitasi Yupiter yang sangat kuat pasti menyebabkan asteroid-asteroid itu belum pernah berpadu menjadi sebuah planet. Karena mungkin merupakan sisa-sisa bahan daasar dari salah satu tahap awal pembentukan planet, asteroid-asteroid itu mungkin dapat mengungkap banyak hal mengenai sejarah Tata Surya.
Orbit Asteroid
Kebanyakan asteroid mengorbit Matahari dalam sabuk asteroid, suatu zona kira-kira selebar 1,5 juta kilometer di antara jalur lintasan Mars dan Yupiter. Tetapi, beberapa asteroid beredar dalam orbit lonjong-eksentrik, sehingga mendekati Matahari dan kadang-kadang Bumi. Apollo beredar dengan sekelompok asteroid lain yang secara tetap lewat dekat Bumi. Pada tahun 1972, sebuah asteroid kecil bahkan memantul pada atmosfer Bumi dan terlihat berupa lintasan cahaya di langit. Kemungkinan adanya sebuah asteroid besar yang mengenai permukaan Bumi sangat kecil. Paling-paling terjadi sekali dalam 250.000 tahun.
Penemuan Asteroid
Pada tahun 1772, Johann Bode, ahli astronomi dan matematika Jerman, memperhitungkan bahwa sebuah planet lain akan ditemukan di antara Mars dan Yupiter. Penyelidikan atas bagian Tata Surya itu tidak menemukan planet. Tetapi, pada tahun 1801, sebuah benda kecil, sebesar sepertiga bulan Bumi, ditemukan dan diberi nama Ceres, nama dewi pertanian dalam mitologi Romawi. Sejak itu ditemukan asteroid-asteroid kecil juga diberi nama dewi-dewi Romawi dan Yunani.
Penulis | : | |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR