Meski sudah berlalu, suasana Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri masih sangat terasa. Terutama di beberapa daerah pedesaan.
Salah satu tradisi setelah Idul Fitri adalah pesta makan ketupat atau biasanya disebut kupatan. Sebagian orang bahkan memberikan nama perayaan makan ketupat ini dengan sebutan Rioyo Kupat.
"Sekarang ini Rioyo Kupat, seminggu setelah lebaran warga masak kupat lalu di makan bersama sama di masjid," kata Daeri warga Desa Kalipang, Sarang Rembang, Jawa Tengah, Jumat (24/7).
Pagi itu warga Desa Kalipang baru saja turun setelah menunaikan Salat Shubuh berjamaah di Masjid Chilyatul Arifin.
Tidak lama kemudian terdengar suara dari pengeras suara masjid yang memberitahukan jika warga dipersilakan ke masjid. Menggunakan bahasa jawa, pengurus masjid ini juga memberitahukan jika warga yang sudah membuat ketupat agar dibawa juga ke masjid.
Tak lama pengumuman itu berkumandan, satu persatu warga mulai datang ke masjid. Namun kali ini warga yang datang juga membawa satu wadah yang isinya adalah ketupat, sayur bersantan kue lepet (ketan dengan isi kacang merah), serta aneka macam kue.
Acara makan kupat bersama dimulai. Sebagian dari mereka bertukar menu untuk selanjutnya dimakan bersama-sama. "Kalau menu ikannya terserah yang penting asal kupat ini," kata Deari.
Untuk menunya selain ketupat juga ada sayur bersantan seperti sayur lodeh, ikan lele atau ikan patin bumbu kuning, ada juga telor rebus. Begitu banyaknya menu yang dibawa warga, sajian itu pun tidak habis. Warga dipersilakan untuk membawa pulang. "Siapa yang mau membawa pulang silakan, ini masih banyak," kata Daeri.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR