Pada penelitian terbaru yang hasil laporannya dipaparkan di jurnal Ecography, dijelaskan bahwa ternyata, pada zaman dulu manusia tidak hidup selaras dengan hewan-hewan bertubuh besar atau yang biasa disebut megafauna; mereka justru menjadi penyebab utama mengapa hewan-hewan tersebut punah.
Megafauna yang dimaksud dalam studi adalah hewan prasejarah bertubuh besar seperti harimau gigi pedang, mamut berbulu (woolly mammoth), rhino berbulu dan armadillo raksasa.
Perdebatan terkait apa yang sebenarnya menyebabkan punahnya hewan-hewan purba memang sudah lama berlangsung. Selama lebih dari 50 tahun, peneliti mempertanyakan apakah perubahan iklim, jatuhnya meteor, aktivitas gunung berapi, wabah penyakit, atau hilangnya habitat adalah faktor yang menyebabkan punahnya megafauna tersebut.
Studi dilakukan oleh para ilmuwan dari universitas di Exeter dan Cambridge. Dengan melakukan analisis statistik—menggunakan model pada komputer untuk membuat analisa skenario—tim berupaya memetakan periode waktu punah dari tiap spesies. Hasilnya, terlihat bahwa di masa yang sama saat manusia-manusia purba tersebar ke berbagai pulau dan benua, saat itu pula jumlah megafauna mulai berkurang.
Lewis Barlett, seorang peneliti dari Pusat Ekologi dan Konservasi di University of Exeter yang tergabung dalam tim itu menerangkan, aktivitas manusia adalah faktor yang paling dominan daripada perubahan iklim. “Tapi, apa yang belum kami ketahui adalah bagaimana awal mula hal itu terjadi: apakah manusia membunuh mereka untuk dimakan, apakah manusia mengambil alih habitat mereka, ataukah ada kaitannya dengan penggunaan api yang kala itu baru ditemukan?”
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR