Perekam data penerbangan pesawat Trigana Air ATR 42-400 nomor registrasi PK YRN yang jatuh di Papua ditemukan para petugas SAR, Kamis (20/8).
Perekam data penerbangan atau flight data recorder (FDR), salah satu instrumen pokok pesawat terbang komersial bersama perekam data percakapan kokpit (VCR) yang keduanya lazim disebut kotak hitam alias black box, walaupun warna wadah titaniumnya sebetulnya jingga terang.
Jika terjadi bencana penerbangan, maka kedua instrumen yang dirancang bangun dan ditempatkan dalam pelindung yang sama ini pasti menjadi pokok pencarian petugas SAR.
Dari rekaman kedua instrumen inilah biasanya tim investigasi resmi menelusuri sebab musabab kecelakaan itu, mengolah data, dan merumuskan rekomendasi kepada pemerintah, operator, dan pabrikan agar kecelakaan serupa tidak terjadi lagi.
ATR 42-400 Trigana nomor penerbangan IL 267 itu jatuh di Kampung Atenok, Distrik Oskob, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, pada Minggu lalu (16/8), alias hanya sehari menjelang peringatan HUT ke-70 Kemerdekaan Indonesia. Dia jatuh, hanya dua bulan pasca kejatuhan C-130B Hercules Skuadron Udara 32 TNI AU, di Medan.
Kepala Penerangan dan Perpustakaan Pangkalan Udara TNI AU Jayapura, Mayor Khusus Juni Kurniawati, di Jayapura, Kamis, mengatakan, saat ini FDR itu masih berada di Oksibil.
"Belum ada kepastian kapan FDR tersebut akan dibawa ke Jayapura, segera jika sudah ada informasi akan diinfokan kepada rekan media," katanya.
Kurniawati menjelaskan, berdasarkan informasi di lapangan, tim kecil yang bertugas mencari FDR itu terdiri dari 10 personel Badan SAR Nasional bersama koleganya dari instansi lain.
Sementara itu, Komandan Korem 172/Praja Wira Yakti, Kolonel Infantri Sugiono, di tempat terpisah membenarkan kotak hitam jenis FDR sudah ditemukan tim.
"Bagian kotak hitam yang dicari sejak kemarin, akhirnya ditemukan siang ini (20/8) di lokasi yang sama oleh tim SAR gabungan dan dibantu masyarakat Oksibil," ujar dia.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR