Penyelidikan bisa memakan waktu beberapa bulan atau beberapa tahun, dan bisa membukitikan dari ketidakyakinan: tidak ada penyebab yang ditemukan di 32 dari 61 yang didokmentasikan telah mati sejak 1991. Dari 29 yang ditemukan memiliki sebab, pelakunya termasuk infeksi, biotoksin, interaksi manusia dan malnutrisi—semua tanda-tanda perubahan yang kompleks dalam ekosistem.
biotoksin akan menarik bagi peneliti karena kematian massal terkait dengan racun dari ganggang yang berbahaya telah meningkat sejak tahun 1996, dan karena Agustus ini NOAA mencatat pemekaran alga beracun dari ukuran yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang membentang daru teluk Alaska ke pantai Meksiko.
Rowles di radio publik Kodiak berkata bahwa tes untuk biotoksin termasuk asam domoic, yang diproduksi oleh alga air hangat, telah meyakinkan. Dia mengatakan tim membutuhkan lebih banyak sampel untuk memulai mengesampingkan biotoksin dan penyebab lainnya, tapi itu terbukti sulit.
“Mencoba untuk menyelidiki peristiwa kematian paus besar menyediakan banyak komplikasi logistik, (termasuk) mendapatkan akses ke sampel yang baik, mendapatkan akses yang aman ke bangkai, dan bahkan mencari tempat untuk bangkai yang harus ditarik dan diperiksa,” katanya.
Wynne mengatakan peneliti mengumpulkan sampel air untuk mencari alga berbahaya dan kemungkinan perubahan suhu air.
“Sejauh ini tidak ada “pistol asap” atas misteri lingkungan ini,” katanya.
Para peneliti juga melaporkan bahwa setidaknya satu spesies burung laut, murre biasa, mengalami kematian pada awal Juni, “dalam jumlah yang tidak biasa” dan “banyak yang nampak lemah” di sepanjang garis pantai Alaska.
Para ilmuwan memperingatkan bahwa mereka tidak tahu apakah kematian burung terkait dengan kematian paus
Penulis | : | |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR