Galeri Komunitas Salihara terlihat ramai pada hari Sabtu(29/8). Dalam rangkaian pameran 125.660 Spesimen Sejarah Alam yang berfokus pada perjalanan hidup Alfred Russel Wallace, seorang ilmuwan Inggris, diadakan sebuah workshop fotografi bersama salah satu seniman utama dalam acara tersebut, Fred Langford Edwards.
Sebagai seorang fotografer dari Inggris yang berdedikasi selama 8 tahun memotret peninggalan Wallace, Edwards akan mengajarkan cara membuat foto spesimen yang baik. Acara yang dikuratori oleh Etienne Turpin dan Anna-Sophie Springer ini digelar di ruang pameran lantai dua Galeri Komunitas Salihara. Para tamu yang telah hadir antusias menunggu workshop tersebut dimulai.
Pukul 10.00 WIB, workshop yang bekerja sama dengan British Council dan National Geographic Indonesia ini dibuka oleh pembawa acara. Setelah memperkenalkan bintang dalam acara tersebut yaitu Edwards, maka kegiatan workshop pun dengan resmi dimulai.
Edwards memberikan sedikit presentasi dalam Bahasa Inggris akan latar belakang dan sejarah karya-karyanya. Sebuah presentasi yang informatif ditampilkan dengan proyektor agar seluruh tamu dapat melihat. Usai memberikan presentasi, Edwards beralih kepada sebuah studio kecil yang telah dibangunnya—studio yang selalu dia gunakan dalam pemotretan. Dia menjelaskan segala perangkat fotografi yang digunakan dan fungsi-fungsinya. Perangkat fotografi yang digunakan dalam studio tersebut antara lain berbagai lighting system, backdrop putih, sebidang kaca, dan lainnya.
Edwards menjelaskan kepada para tamu bahwa seorang fotografer harus realistis. Apabila sebuah kamera jenis tertentu tidak bisa digunakan dalam pemotretan karena menyulitkan pergerakan, jangan dibawa dan gunakanlah kamera lain dengan resolusi cukup mirip yang lebih praktis. Dia juga menjelaskan bahwa fotografer harus kreatif karena dalam sebuah pemotretan perangkat bisa mengalami kerusakan dan sulit untuk menggantinya dengan yang baru. Edwards menunjukkan beberapa perangkat fotografi yang dia buat sendiri dari berbagai alat rumah tangga biasa karena untuk mendapatkan perangkat baru yang dikirim dari negaranya akan memakan waktu yang cukup lama.
Kegiatan praktik pun dimulai dan Edwards berperan sebagai pemandu. Para tamu mengeluarkan kamera mereka masing-masing dan mencoba memotret sebuah spesimen katak dalam toples kaca yang diletakkan dalam studio kecil tersebut. Edwards membantu dan menjelaskan bagaimana cara membuat foto yang baik pada setiap tamu yang berusaha membuat foto spesimen.
Workshop berlangsung lancar. Seluruh tamu berkesempatan untuk bertanya dan berdiskusi dengan Edwards, mengenai fotografi, sains, atau proses pencariannya akan peninggalan Wallace. Acara berakhir sekitar pukul 12.00 WIB dan ditutup dengan ucapan terima kasih serta berfoto bersama.
Penulis | : | |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR