Jutaan tahun lalu, sesuatu yang mengerikan bergerak di sepanjang dasar laut,dan bukti keberadaannya baru saja ditemukan: sebuah fosil yang mengerikan. Fosil tersebut milik seekor kalajengking purba raksasa dengan panjang lebih dari 1,5 meter. Kalajengking ini diperkirakan hidup 460 juta tahun lalu.
Makhluk itu adalah Pentecopterus decorahensis, spesies paling tua dari kalejengking laut (eurypterid). Eurypterid merupakan arthropoda air yang merupakan nenek moyang dari laba-laba modern, lobster dan caplak (sejenis kutu).
Nama Pentecopterus diambil dari nama kapal perang Yunani kuno, Penteconter. Nama tersebut dipilih karena bentuk fosil itu mirip seperti garis kapal. Tampaknya pantas bahwa makhluk yang dapat membuat manusia ketakutan dinamakan seperti nama kapal yang membuat prajurit kuno ketakutan.
Spesimen luar biasa ini telah diidentifikasi menggunakan lebih dari 150 fragmen fosil. Sampel fosil ditemukan di Iowa, AS, di lapisan atas dari Winneshiek Shale. Itulah tempat dimana lapisan pasir setebal 27 meter memenuhi kawah kuno dampak meteorit purba dan sebagian besar terendam oleh Hulu Sungai Iowa.
Beberapa fragmen fosil ini telah membantu para ilmuwan mengetahui fungsi-fungsi tubuh berbeda yang dimiliki kalajengking purba. Hewan ini memiliki delapan kaki, dengan tiga pasang kaki belakang yang lebih pendek dibanding sepasang bagian depan. Fungsi kaki-kaki ini berbeda-beda. Ada yang berfungsi untuk bergerak, menggali, dan menangkap mangsa.
“Bagian depan kepala yang memanjang mungkin berfungsi untuk memberikan ruang lebih luas saat hewan tersebut keluar dari karapas tuanya selama pergantian karapas,” kata penulis utama jurnal ini, James Lamsdell dari Universitas Yale.
Satu bagian tubuh kalajengking yang tak ada pada Pentecopterus yakni sengat di ujung ekornya. Lamsdell mengatakan, “Tak ada kalajengking laut yang memiliki sengat. Ekor mereka biasanya digunakan sebagai penyeimbang dan membantu mereka saat berenang.”
Hasil penemuan dan penelitian tentang Pentecopterus decorahensis telah di muat di journal BMC Evolutionary Biology.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR