Para ilmuwan menyatukan fragmen-fragmen fosil berusia 6 juta tahun dari Pantai Karibia dekat Pina, Panama. Hasilnya, mereka menemukan spesies lumba-lumba sungai baru yang telah punah.
Spesies lumba-lumba sungai baru tersebut dinamakan Isthminia panamensis. Fosilnya berusia antara 5,8 hingga 6,1 juta tahun. Tak seperti lumba-lumba sungai modern, spesies ini hidup di air asin di Laut Karibia yang kaya makanan sebelum tertutup penuh oleh Tanah Genting Panama yang terbentuk 3 juta tahun lalu.
Meskipun banyak ciri tubuh yang mirip dengan lumba-lumba laut, spesies baru ini justru lebih erat kekerabatannya dengan lumba-lumba sungai yang hidup di Sungai Amazon (Inia geoffrensis). Nama genus baru diambil dari tempat ditemukannya fosil, yakni Tanah Genting Panama.
Saat ini, hanya ada empat spesies lumba-lumba sungai dan keempatnya hidup di air tawar atau habitat pesisir. Spesies modern memiliki solusi untuk beradaptasi terhadap perubahan dari air asin ke air tawar: tubuh yang lebar, sirip yang mirip dayung, leher fleksibel serta moncong yang panjang dan sempit. Bentuk tubuh semacam ini membantu navigasi mereka berenang di sungai yang berangin dan sarat endapan.
“Kami menemukan fosil baru ini di bebatuan laut. Banyak ciri dari tengkorak dan tulang rahang yang menunjukkan bahwa hewan ini merupakan penghuni laut, seperti lumba-lumba laut saat ini,” kata Nicholas Pyenson dari Museum Nasional Sejarah Alam Smithsonian.
“Banyak spesies air tawar ikonik di Amazon, seperti duyung, kura-kura dan ikan pari memiliki nenek moyang dari laut. Tapi hingga kini, catatan fosil dari lumba-lumba sungai yang berasal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) belum banyak mengungkapkan tentang nenek moyang laut mereka,” tambahnya.
Fosil terdiri dari setengah tengkorak, rahang bawah dengan set gigi berbentuk kerucut yang hampir lengkap, tulang belikat kanan, dan dua tulang kecil sirip. Dengan membandingkan bagian-bagian ini dengan lumba-lumba sungai lainnya, baik yang hidup maupun yang sudah punah, tim memperkirakan bahwa hewan ini berukuran lebih dari 2,7 meter.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR