Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, telah menyusun program penataan kawasan sepanjang pantai di kota itu sebagai pusat kuliner sekaligus obyek wisata andalan di daerah ini.
"Penataan akan kita mulai dari sekarang, agar tahun 2016 sepanjang pantai Kota Mataram menjadi pusat-pusat kuliner khas berbagai hasil laut," kata Penjabat Wali Kota Mataram Hj Putu Selly Andayani di Mataram, Jumat (11/9/2015).
Selly yang ditemui usai melakukan gotong royong dan bersih pantai di Kelurahan Banjar, Kecamatan Ampenan mengatakan potensi perikanan dan hasil tangkapan nelayan selama ini dijual ke pedagang di Nipah yang merupakan salah satu pusat kuliner pantai di Kabupaten Lombok Utara.
"Padahal, jika kita pandai mengelola potensi yang ada, kita tidak perlu lagi menjual hasil tangkapan ke pedagaang di luar kota. Cukup kita kelola secara optimal dalam kota," katanya.
Hal itu, kata dia, dapat memberikan dampak berganda bagi masyarakat di pesisir pantai. Dengan adanya pusat kuliner itu bisa membuka kesempatan usaha bagi masyarakat sehingga berdampak terhadap peningkatan ekonomi dan kesejahteraan warga pesisir.
Terkait dengan itu, kata dia, untuk mewujudkan pusat kuliner di sepanjang sekitar sembilan kilometer pantai di Kota Mataram ini, pemerintah kota akan mulai melakukan penataan kawasan pinggir pantai.
Penataan yang akan dilakukan, menurut Sellly, adalah dengan meningkatkan program kebersihan pantai, pembangunan berbagai fasilitas masyarakat, seperti pemasangan penerang jalan umum (PJU).
Selain itu, katanya, pembangunan jembatan penghubung di Kali Gedur dan pemasangan alat pemecah gelombang di setiap muara pantai serta pembangunan fasilitas olahraga dan bermain.
"Penataan ini harus segera dilakukan, agar lahan yang ada saat ini tidak terkapling-kapling lagi oleh warga dan akhirnya membuat bangunan yang tidak jelas dan menimbulkan kesan kumuh lagi," ujarnya.
Sementara itu Lurah Banjar, Kecamatan Ampenan Muzakir Walad menambahkan untuk mendukung program pemerintah dalam penataan kawasan pantai dan menjadikan pantai sebagai pusat kuliner pihaknya telah menyusun program bagi warganya yang berada di pesisir pantai.
"Kami bahkan sudah melakukan pembinaan terhadap sekitar 84 nelayan dan buruh nelayan di kelurahan kami tentang pengelolaan hasil tangkapan ikan," katanya.
Untuk program ini, Kelurahan Banjar menamakan programnya "Bakul Night" artinya Banjar Kuliner Malam, karena masyarakat pesisir hanya akan berjualan mulai sore hingga malam saja.
"Kita berharap, program kami ini bisa disinkronkan dengan program yang sedang direncanakan pemerintah kota, sebagai salah satu upaya pemberdayaan masyarakat pesisir," katanya berharap.
Tak Hanya Cukupi Kebutuhan Gizi, Budaya Pangan Indonesia Ternyata Sudah Selaras dengan Alam
Penulis | : | |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR