Gambar di atas merupakan foto Planet Pluto yang diambil oleh pesawat luar angkasa New Horizons. Dengan memproses data warna dari pesawat luar angkasa, anggota tim akhirnya berhasil mengungkap bahwa langit Pluto berwarna biru.
“Siapa sangka ada langit biru di sabuk Kuiper? Ini benar-benar sangat indah!” kata Dr Alan Stern dari Southwest Research Institute, peneliti utama New Horizons.
Tak jauh berbeda dengan langit di Bumi, warna tersebut dihasilkan dari panjang gelombang biru semburan sinar matahari oleh partikel kecil di atmosfer.
Partikel di atmosfer Pluto berwarna abu-abu atau merah, lantas bagaimana cara mereka menghamburkan cahaya biru? Hal tersebut menarik perhatian para ilmuwan NASA untuk menyelidikinya.
Di Bumi, partikel kecil tersebut merupakan molekul nitrogen, akan tetapi di Pluto partikel tersebut merupakan tholin. Tholin adalah molekul heteropolimer yang terbentuk dari iradiasi ultraungu matahari terhadap senyawa organik sederhana seperti metana dan etana.
Tim New Horizons yakin bahwa tholin terbentuk di ketinggian atmmosfer planet kerdil tersebut. Menurut penjelasan ilmuwan tim New Horizons, sinar ultraungu terurai dan mengionisasi molekul nitrogen dan metana. Kemudian keduanya bereaksi satu sama lain untuk membentuk ion bermuatan positif dan negatif yang lebih banyak dan lebih kompleks.
Saat mereka bergabung kembali, mereka membentuk makromolekul yang sangat kompleks. Proses semacam ini pertama kali ditemukan pada satelit Planet Saturnus, Titan.
Molekul yang lebih kompleks terus menerus bergabung dan menjadi partikel kecil. Gas volatil mengembun dan melapisi permukaan mereka dengan es beku sebelum mereka jatuh dari atmosfer ke permukaan dan menambah warna kemerahan pada permukaan Pluto.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR