Rokok elektronik sering diklaim lebih aman dari pada rokok konvensional. Padahal, kandungan di dalamnya tetap menimbulkan efek buruk bagi tubuh.
Anggapan rokok elektronik "lebih baik" ketimbang rokok biasa antara lain karena tidak mengandung tar dan tidak menghasilkan asap. Asap yang dihasilkan rokok jenis ini juga berasal dari cairan perasa yang diuapkan.
Meski begitu, menurut dr.Frans Abednego Barus, spesialis paru, baik asap rokok konvensional atau rokok elektronik sama berbahayanya.
"Menurut asumsi saya, menghirup asap rokok biasa atau elektronik tetap berpotensi terkena penyakit para obstruktif kronis. Sumbatan atau perlambatan aliran udara juga bisa terjadi," kata Frans dalam acara seminar Healthy Lung for Life di Hotel Double Tree Jakarta (30/10).
(Baca pula Studi : Rokok Elektronik sama Berbahaya dengan Rokok Biasa)
Frans menjelaskan, suhu udara yang dikeluarkan rokok elektronik berbeda dari suhu udara sekitar. Dengan suhu udara yang tinggi, sekitar 60 derajat celcius, tentu jika terhirup akan mengakibatkan peradangan yang menghalangi saluran napas.
"Saluran perpasan akan rusak yang ditandai dengan penebalan dinding saluran napas. Jadi menurut saya rokok biasa atau rokok elektrik sama-sama berisiko," ujarnya.
Ia menambahkan, klaim rokok elektronik lebih aman sebenarnya berbahaya karena bisa membuat seseorang menggunakan rokok ini karena adanya rasa aman.
“Faktor rasa aman itulah yang membuat orang ketagihan rokok elektronik dan potensi terkena kanker akan jauh lebih tinggi dibanding rokok biasa” tambahnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR