Kawasan Sangihe-Talaud-Sitaro merupakan sebutan untuk ratusan pulau yang terletak di ujung paling utara Indonesia. Di atas peta, kawasan ini terbagi menjadi dua kepulauan yaitu Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud. Keduanya mengapung di Laut Sulawesi, berbatasan langsung dengan Filipina. Sejak pertengahan tahun 2007, secara administratif terbagi menjadi 3 daerah otonom, yaitu Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Talaud, dan Kabupaten Kepulauan Sitaro (Siau, Tagalundang, dan Biaro) yang biasanya disebut dengan akronim SaTaS.
Menurut sensus tahun 2007, ketiga kabupaten tersebut terdiri dari 168 pulau. Sejumlah 168 pulau tidak berpenduduk, bahkan tanpa nama resmi yang diakui secara nasional. Perinciannya, 79 pulau tak berpenduduk berada di Kabupaten Sangihe, 9 pulau di Kabupaten Talaud, dan 35 pulau di Kabupaten Sitaro. Namun demikian, orang Sangihe dan Talaud telaten memberi nama-nama patokan geografis (toponim). Bukan saja untuk pulau-pulau dalam lingkungan kehidupannya, namun juga semua napo ( tempat menangkap ikan). Bahkan juga memberi nama untuk kapling wilayah ulayatnya di laut dengan patokan pada titik fixed dan titik imajiner di darat atau benda langit. Seorang pejuang dan cendekiawan, John Rahasia pernah menyebutkan bahwa bagi Indonesia, pulau-pulau di SaTaS lebih penting daripada Sulawesi dan Jawa. Anekdot tersebut didasarkan pada batas wilayah Indonesia yang membentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Pulau Rote hingga Pulau Miangas. Bila empat patokan wilayah tersebut berubah, misalnya tanpa Miangas, maka wilayah geografis Indonesia pun berubah.
Masyarakat Sangihe-Talaud-Sitaro adalah pelaut handal dan mampu mengembangkan budaya maritim yang tinggi. Buktinya, perbendaharaan jenis-jenis perahunya sampai 18 bentuk. Selain itu, mengenal penanggalan bulan (lunar calendar) dengan 28 nama hari berbeda.
Alam Sangihe-Talaud-Sitaro memiliki vegetasi lebat yang menutupi permukaan daratan. Dahulu sebelum hadirnya perkebunan rempah-rempah minyak nabati (kelapa, cengkeh, dan pala), kawasan SaTaS terdiri dari hutan primer, kecuali wilayah soa (pemukiman). Hutan primer ini mulai hilang sejak tahun 1920-an, setelah eksploitasi oleh Belanda dan konversi hutan menjadi area perkebunan. Setelah VOC ditutup pada tahun 1799, pada abad ke-19 penebangan pun berlanjut untuk perkebunan pala dan cengkeh. Kini, perkebunan banyak dilakukan oleh penduduk yaitu mencapai 63% dari total luas perkebunan.
Keindahan alam Sangihe-Talaud-Sitaro amat menarik apabila kita abadikan dengan ponsel teranyar yang dibekali dengan kemampuan fotografi mumpuni. Dengan jadwal penerbangan yang semakin sering, maka kita kian mudah menjangkau Sangihe-Talaud-Sitaro dari Jakarta.
Panorama laut dan kecantikan pesisir kawasan itu dapat kita dokumentasikan dengan fitur Wide Selfie dengan jangkauan 103 derajat pada Samsung GALAXY A8 sehingga bisa selfie sambil mengabadikan pemandangan dengan lebih sempurna. Ponsel berspesifikasi premium tetapi disiapkan dengan harga terjangkau ini cocok buat kaum muda yang gemar bepergian. Sebab, desain produk yang kokoh dan tipis ini memudahkan untuk menyimpan ponsel ke dalam saku kemeja atau celana dan seketika mengeluarkannya saat ingin memotret.
Selain itu, terdapat pula perangkat lunak dari kamera yang telah dipersiapkan lebih matang sehingga pemilik bisa mengambil gambar dengan efek yang lebih beragam, seperti panorama, HDR, mengambil gambar bergerak seperti GIF, atau pengambilan gambar di kondisi cahaya remang-remang. Begitu pula untuk kamera depan yang memiliki titik berat pada pengambilan gambar swafoto.
Fitur peluncuran kamera secara cepat bisa dilakukan dengan menekan tombol utama dua kali secara cepat saat layar mati. Dalam waktu kurang dari dua detik sudah langsung siaga dengan kamera yang siap membidik.
Begitu pula tampilan antarmuka yang cukup nyaman dioperasikan. Samsung sudah menyiapkan Android Lollipop untuk seri ini.
Baterai berkapasitas 3.000 mAh yang tertanam membuat Samsung Galaxy A8 punya waktu lebih lama dipakai pemiliknya. Kita bebas bertualang dan mengambil foto tanpa takut ponsel mati. Teknologi lain yang cukup layak disebut adalah sensor sidik jari di tombol utama yang biasa ditemui di ponsel kelas premium. Dengan fitur tersebut, pengguna bisa membuka pengunci setiap kali layar dinyalakan atau validasi untuk transaksi.
Apabila kita merasa memiliki kemampuan fotografi yang biasa aja, tak perlu khawatir untuk tetap menjajal Samsung GALAXY A8 di kawasan Sangihe-Talaud-Sitaro. Ada beberapa tips jitu, yang dapat kita praktikkan saat memotret lanskap di sana. Yang pertama, jika kita ingin menunjukkan betapa besarnya sebuah objek, gunakan benda lain sebagai pembanding untuk menunjukkannya. Kedua,mainkan fokus dengan sesederhana menyentuh layar kamera di bagian yang ingin kita sesuaikan pencahayaannya. Saat membidik objek, pastikan kita sudah mendapatkan fokus yang kamu inginkan. Jika belum, kita cukup menyentuh bagian yang ingin kita highlight, apakah bagian depan objek untuk memunculkan gambaran jelas, atau bagian belakang objek untuk mendapatkan foto siluet.
Tips ketiga, dengan sedikit sentuhan imajinasi, bayangan sebuah objek pun bisa menjadi gradasi warna menarik untuk hasil jepretan kita. Yang harus kita lakukan adalah memastikan kamera kita mumpuni untuk mengambil gambar meski dalam keadaan kekurangan cahaya, seperti Samsung GALAXY A8 dengan kamera 16MP yang dilengkapi f/1.9. Lalu carilah spot-spot tersembunyi di sudut Sangihe-Talaud-Sitaro yang memunculkan jejak bayangan yang khas. Carilah angle yang tepat, lalu jepret. Dijamin kita akan mendapatkan gambar dengan nilai artistik tersendiri.
Yang terakhir, mainkan sudut pandang. Hanya soal di mana kita berdiri, dan ke arah mana kita melihat. Kita dapat memainkan perspektif tumbuhan pantai dan pesisir untuk membentuk sudut pandang yang unik. Pohon kelapa yang bejajar dapat kita bentuk untuk menuju ke satu titik. Menarik kan? Jadi tunggu apalagi, ayo kita berkemas untuk mengabadikan keindahan Sangihe-Talaud-Sitaro dengan ponsel berkamera mumpuni. Selamat menjelajah!
Artikel ini disponsori oleh Samsung GALAXY A8.
Penulis | : | |
Editor | : | Ipoel |
KOMENTAR