Awalnya Singa Cecil. Sekarang, ada kabar bahwa singa yang lebih terkenal telah dibunuh—kali ini menggunakan racun, bukannya senjata api.
Korban berasal dari Marsh Pride, sebuah keluarga singa yang hidup di Cagar Alam Nasional di barat daya Kenya. Mereka merupakan bintang dari serial BBC yang telah lama berlangsung dan sangat populer: Big Cat Diary. Bahkan mereka juga memiliki halaman Facebook sendiri. dimana keracunan dikonfirmasi. Sabtu malam, mereka makan bangkai sapi yang telah dilumuri racun.
Bibi, salah satu singa betina kebanggaan, dan setidaknya satu singa lain telah tewas. Bibi ditemukan terengah-engah dengan mulut berbusa. Hal ini dilaporkan BBC, yang memiliki satu kru wildlife di tempat kejadian.
Racun diduga merupakan karbofuran, salah satu jenis pestisida. Dua singa yang tewas tersebut menjalani necropsies untuk mengkonfirmasi hal tersebut, menurut Anne Kent Taylor, seorang konservasionis di Cagar Alam Masai Mara dan penerima National Geographic Big Cats Initiative. Singa lainnya masih hilang. Jumlah total singa yang diracuni masih belum jelas.
Belum jelas siapa yang berada di balik serangan, meskipun pihak berwenang telah menahan setidaknya dua orang. Di masa lalu, beberapa penduduk Masai pernah meracuni singa untuk mencegah singa-singa itu menyerang ternak mereka.
Salah satu alasan mengapa Marsh Pride begitu populer dengan public karena pemandu selalu tahu di mana harus menemukan mereka, tulis Jonathan Scott, ahli hewan Inggris yang menulis sebuah buku tentang Marsh Pride dalam sebuah postingan blog. Tapi akhir-akhir ini, mereka terdesak ke pinggirian wilayah territorial mereka karena penggembala Masai membiarkan ternak-ternak mereka memasuki kawasan Masai Mara.
Menggembalakan ternak di kawasan Cagar Alam telah meningkat drastis meskipun itu melanggar hukum. Sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of Zoology pada tahun 2009 menemukan bahwa sejak tahun 1977, peningkatan yang terjadi melebihi 1.100 persen.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR