Penemuan ini berawal dari beberapa minggu setelah salah satu tim terpisah mengumumkan bahwa adanya penemuan ular di bagian barat daya Ekuador. Secara bersamaan, empat ekor reptile baru ditemukan yang dikenal dari genus Synophis .
Meskipun begitu, Para Ilmuan yang sama sekali belum mengetahui tentang bagaimana ular-ular Synophis ini mencari makan dan menghabiskan waktu mereka.
“saya sama sekali tidak mengetahui dari mana asalnya nama ‘ular memancing’ itu. Mereka bukan sepenuhnya ikan,” kata seorang biologis Omar Torres-Carvajal dari Potentifical Catholic University of Equador, yang mempelajari tentang tiga ekor reptile terbaru yang baru ditemukan dalam jurnal ZooKeys.
Bukti lain menyebutkan bahwa reptil ini memakan kadal kecil dan menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam lubang. Mungkin ini juga salah satu alasan mengapa hewan ini jarang terlihat.
Torres-Carvajal dan kolega nya menghabiskan beberapa minggu untuk menyusuri hutan Andean untuk mengetahui fishing snake yang belum dikenal ini.
DNA yang terdeteksi dari hati dan otot dari spesies ini tidak dapat ditemukan di spesies ular memancing yang sudah dikenal, mereka menyangka bahwa ini adalah benar-benar spesies terbaru. Tapi untuk memastikannya , Tim memeriksa secara mendetail pada kelamin spesies jantan dan betina.
Semua ular jantan memiliki sepasang ujung organ seksual yang tajam yang disebut Hemipenes yang normalnya tersimpan di dalam lubang pada tubuhnya . Ketika ular ini akan melakukan pembuahan, hemipenes akan mengembang dengan Cairan yang keluar dari tubuh. Ular ini hanya menggunakan satu Hemipenes pada satu kali pembuahan. Dan lainnya dijadikan sebagai cadangan jika adanya kesempatan melakukan pembuahan segera setelah pembuahan pertama.
Karena setiap spesies memiliki keunikkan sendiri dalam tipe hemipenis nya, para ilmuan dapat menggunakannya sebagai pembeda diantara setiap ular.
Dengan cukup yakin, ketika para Tim menguji penemuan spesies terbaru hemipenis ini, dengan bentuk dan ketajaman yang sangat berbeda dengan ular lainnya dan dari ke-empat genus Synophis ini, tim akhirnya mengidentifikasikan tiga jenis spesies terbaru; Synophis bogerti, Synophis zamora ,dan Synophis insulomontanus.
Sejak ular Synophis yang jarang terlihat ini, dan hanya baru setengahnya saja yang sudah ditemukan, maka masih sangat sulit untuk mengakses status konservasi mereka. Namun, Hutan hujan Andean bisa disebut sebagai rumah bagi segala macam perbedaan ekosistem di bumi.
Baru-baru ini, Torres-Carvajal juga sudah membantu menemukan delapan spesies baru dari “Dwarf Dragon” di hutan hujan yang sama dari Peu dan Ekuador. Wilayah ini merupakan tempar terbaru untuk segala macam jenis ekosistem, tapi masih menjadi rahasia. Torres-Carvajal berkata, kira-kira sekitar 43 dari 454 spesies reptile yang diketahui berada di hutan Ekuador ini yang telah dijelaskan selama abad ke dua puluh satu.
Penulis | : | |
Editor | : | endah trisulistiowaty |
KOMENTAR