Penjabat Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Soni Sumarsono mengatakan, program "Marijo Ka Manado" (Marilah ke Manado) diarahkan untuk mengangkat keterpurukan sektor pariwisata daerah ini.
"Ini alasannya sehingga program ini diangkat. Saat ini sektor pariwisata mengalami keterpurukan, sehingga Sulut tidak masuk dalam 10 besar daerah destinasi pariwisata di tanah air," kata Sumarsono di Manado, Kamis (14/1/2016).
Program ini, menurut Soni, adalah ajakan agar warga Sulut sadar kebersihan dan keindahan kota/kabupaten.
"Bagaimana turis mau datang sementara daerah kita kotor, sampah dibuang di sembarang tempat. Bahkan sungai pun dijadikan tempat pembuangan sampah oleh masyarakat," katanya.
Namun Soni optimistis, ke depan melalui program "Marijo ka Manado", sektor pariwisata di daerah ini menjadi lebih baik, apalagi ditunjang sumber daya alam yang tidak kalah bila dibandingkan dengan daerah tujuan wisata lainnya di Indonesia.
"Potensi wisatanya indah, baik darat maupun laut, termasuk \'cultural tourism\' yang sangat khas dan diharapkan mampu mendorong berdiri sejajar dengan Bali. Melalui sektor pariwisata mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah," ujarnya.
Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri ini mengatakan, keterpurukan sektor pariwisata di Sulut lebih disebabkan minimnya sharing ideologi yang terpadu di antara sesama pemangku kepentingan pariwisata di daerah ini.
"Marijo ka Manado", lanjut Soni, adalah salah satu program prioritas pemerintah daerah dari empat program prioritas lainnya mendukung "Visit North Sulawesi" yang menjadikan Kota Manado sebagai pintu masuk menuju lokasi-lokasi wisata di 15 kabupaten/kota.
"Program ini hanya sebuah spirit ideologi dan bukan proyek sehingga tidak perlu ditata dalam APBD karena hanya berupa ajakan kepada masyarakat," kata Soni.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR