Keberadaan hewan endemik anoa di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, terancam punah. Diduga, populasi anoa semakin berkurang dalam beberapa tahun belakangan ini.
"Kami menduga populasi anoa semakin berkurang. Hewan ini semakin sulit untuk dilacak keberadaannya. Ya anoa ini sudah terancam punah sekarang," kata Koordinator Seksi Konservasi Wilayah I, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sultra, Saihudin, Selasa (23/2/2016).
Dia menambahkan, kehidupan anoa terancam karena semakin banyaknya lahan baru yang di buka warga. Selain itu juga hewan ini kadang juga diburu warga untuk diambil dagingnya.
"Kalau diburu mungkin karena ada juga warga yang pengen coba-coba makan daging anoa ini. Ada warga pasang jerat, alasan untuk tangkap babi hutan, tapi yang kena jerat malah anoa," ujarnya.
Saihudin mengungkapkan, saat ini keberadaan anoa berada di dalam hutan lindung lambusango. Itupun keberadaannya diatas puncak gunung yang medannya sulit dilalui manusia.
"Di hutan lindung ini masih ada anoa, kami menemukan jejak kaki anoa, feses, atau tulangnya disana. Mereka akan bertahan hidup di hutan itu," ucap Saihudin.
Saat ini, pihak BKSDA terus melakukan sosialisasi tentang hewan endemik yang dilindungi negara. Sosialisasi ini dilakukan di desa-desa yang lokasinya perbatasan dengan hutan.
Mendesak Pengesahan RUU Masyarakat Adat yang Menjadi Benteng Terakhir Upaya Konservasi
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR