Apa hendak dikata seekor induk orangutan yang baru saja diselamatkan dari amukan penduduk akhirnya mati. Induk orang itu bersama anaknya ditangkap warga dusun Babus Salam, Peniraman Sungai Kinyuh – Kalimantan Barat.
Ia ditangkap karena memasuki ladang dan kebun penduduk, maklum hutan tempat habitatnya menyusut dengan cepat karena digusur usaha pertambangan galian C. Ia dan anaknya terdesak sampai ke perkampungan sehinggga akhirnya ditangkap warga.
Tapi karena tenaga orangutan sangat kuat maka warga melumpuhkannya dengan dipukuli dan direndam dalam kolam. Setelah lumpuh induk orangutan diikat di bawah pohon mangga. Induk orangutan dan anaknya ditangkap malam hari tanggal 21 November 2010.
Keesokan harinya tim penyelamat dari International Animal Rescue yang dipimpin dokter Anita menjemput Induk orangutan yang babak belur itu bersama anaknya yang berumur sekitar 2-3 tahun. Semalam diinapkan di kantor kehutanan Rasau, Pontianak. Keesokan paginya tanggal 23 pagi dokter Anita dari IAR datang untuk memeriksanya. Tapi sayangnya ia gagal memasang infus karena induk orangutan itu sudah kolaps. Tak lama kemudian induk orangutan itu mati.
Dokter Anita tampak terpukul, ia menangis sambil mengabarkan berita kematian itu kepada teman-temannya. Tangisannya memang untuk orangutan yang mati menderita, seperti juga derita Kalimantan yang kini makin menderita karena hutannya mulai punah.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR