Kerja sama kami di bidang-bidang ini dititikberatkan pada tiga poros : menyesuaikan penawaran Prancis dengan permintaan Indonesia, bekerja sama dengan lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta, mengembangkan pertukaran di bidang industri kreatif. Sejak lama Prancis menyadari bahwa tidak akan ada pembangunan ekonomi tanpa pembangunan budaya.
Oleh karena itu Prancis mempunyai banyak tawaran di bidang kebudayaan di segala bidang seni , mulai dari warisan budaya yang paling tua hingga karya paling kontemporer. Indonesia merupakan negara yang memiliki warisan universal dan tradisi budaya yang menonjol, namun juga generasi muda yang haus untuk membuka diri terhadap pertukaran budaya internasional. Setiap hari, jaringan kerja sama kami setiap mengerjakan proyek-proyek kerja sama dengan para pemain lokal. Di tahun 2015 kami mendukung lebih dari 100 proyek Indonesia-Prancis di bidang seni dan budaya. Begitu juga di bidang wisata, Prancis memiliki know-how dan keahlian yang pasti, Unsur-unsur yang kami manfaatkan dalam berbagai kegiatan kami di Indonesia, di sejumlah lembaga pendidikan khusus perhotelan, restoran dan pariwisata.
Kehadiran Atout France, Badan Promosi Pariwisata prancis baru-baru ini diharapkan juga akan mendukung penawaran wisata Prancis hingga semakin dikenal dan meningkatkan perjalanan kalangan profesional Indonesia, melalui kebijakan undangan ke Prancis, pada kesempatan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan promosi industri pariwisata.
Apa saran Anda bagi para pelancong yang hendak ke Prancis?
Prancis tidak hanya Paris. Kami sangat beruntung memiliki banyak pemandangan alam yang indah, budaya dan arsitektur yang sangat beragam. Untuk kota-kota, Anda dapat merasakam keanekaragaman tersebut dengan mengunjungi Toulouse, kota berwarna merah muda; Lyon, kota kuliner Prancis, Marseille yang terletak di pesisir Mediterania dan terkenal dengan pelabuhan dan kota tuanya; Nancy, kota di Timur Prancis yang memiliki alun-alun Stanislas yang masyhur di seluruh dunia; atau ke kota Lille di Utara. Setiap kota memiliki arsitektur yang khas, amat berbeda dengan Paris. Prancis juga memiliki alam yang indah. Negara kami terkenal dengan wisata pegunungan, terutama di pegunungan Alpen, pegunungan Pyrenees atau Cévennes (di pinggiran Massif Central). Selain hiking, jalan-jalan di pegunungan bisa juga dilakukan dengan naik sepeda. Anda bisa bersepeda melintasi Prancis Tenggara mengikuti sungai Rhône, atau Prancis Selatan menyusuri aliran sungai Loire.
Kami juga memiliki bangunan-bangunan bersejarah yang amat indah di luar Paris. Sejarah Prancis amat kaya dan meninggalkan jejak di seluruh wilayahnya. Terdapat situs-situs dari zaman sejarah kuno, seperti amfiteater romawi di Arles (Tenggara); dari abad pertengahan benteng Carcassone (termasuk situs warisan budaya UNESCO, Barat Daya); banyak kota memiliki katedral dari zaman yang sama. Zaman Renaissance terutama terlihat di bagian Selatan. Saya teringat di antaranya kastil-kastil yang didirikan di sekitar sungai Loire.
Di Prancis, kita pun dapat melakukan wisata religi. 10 ribu bangunan masuk dalam kategori bangunan bersejarah yang dilindungi UNESCO. Kami juga memiliki kota Lourdes, tempat berziarah yang dianggap suci.
Apa pengalaman melancong Anda yang paling berkesan?
Sebelum menjadi duta besar untuk Indonesia, saya duta besar di Yordania dari tahun 2009 hingga 2012. Saat saya bertugas di Amman, saya punya pengalaman wisata yang unik. Saya pergi ke gurun pasir Wadi Rum, untuk perjalanan dua hari semalam. Sungguh tak terlupakan. Mulanya saya naik jip, kemudian dilanjutkan dengan naik unta, bertemu orang Badui di daerah yang ajaib ini. Keluasan, ketenangan gurun, membuat saya merenung. Saya ingat malam yang saya lewati di tengah padang pasir, kesunyian yang mutlak, cahaya yang unik, langit bertabur bintang. Wadi Rum amat indah. Cukup dengan mendatangi lengkungan alam Um Fruth dan Burdah agar Anda yakin. Menurut sejarah tempat itu juga amat kaya. Lawrence of Arabia pernah hidup di Wadi Rum, pria yang menjadi pelopor pemberontakan Arab. Kisahnya memiliki getaran yang amat aktual. Ini merupakan pengalaman wisata yang menjadikan seseorang rendah hati.
Di sanalah peradaban Nabath lahir. Situs menakjubkan Petra menjelma dari sini.
Sejak kapan Anda mengenal National Geographic?
Saya mengenal National Geographic sejak bertahun-tahun. Di Prancis, seperti halnya di Indonesia, National Geographic terbit setiap bulan, dan saya senang membacanya secara berkala. Artikel-artikelnya bagus, foto-fotonya indah, membawa kita berpetualang. Selain itu saya penggemar edisi khusus \'traveler\' National Geographic.
Saat tiba di Indonesia, saya amat senang mengetahui bahwa majalah ini terbit dalam bahasa Indonesia. Saya amat tersentuh terutama oleh edisi bulan November 2015. Untuk pertama kalinya National Geographic menerbitkan edisi tanpa foto pada sampulnya yang mengandung pesan "tidak ada foto-foto indah apabila menyangkut perubahan iklim". Sebagai duta besar Prancis, negara penyelenggara COP 21 saya tertantang oleh halaman pertama tersebut. Itu menggambarkan kondisi bumi saat ini dan kondisi darurat yang tengah kita hadapi dengan sempurna. Tak perlu lagi menggambarkan perubahan iklim dengan foto palsu. Kita mengalami perubahan iklim dalam kehidupan sehari-hari, terutama di Indonesia. Kedutaan menyimpan halaman pertama edisi tersebut dalam format besar. Pesannya sederhana, namun mengena. Tentang isu lain, saya teringat edisi spesial bulan April lalu tentang letusan gunung Tambora, saya tidak tahu banyak dan baru mengetahuinya berkat National Geographic.
Apakah Anda memiliki kutipan yang inspiratif?
"Kemerdekaan dimulai ketika ketidaktahuan berakhir" (Victor Hugo, seniman, pengarang, penyair, penulis novel, 1802-1885)
-------
Pemutihan pada Terumbu Karang, Kala Manusia Hancurkan Sendiri Benteng Pertahanan Alaminya
Penulis | : | |
Editor | : | Silvita Agmasari |
KOMENTAR