Jepang telah menewaskan 333 paus minke (termasuk diantaranya lebih dari 200 betina yang hamil) sebagai rutinitas berburu paus di Antartika tahun ini. (Baca : SeaWorld Umumkan Mengakhiri Semua Program Penangkaran Paus Pembunuh)
Pada hari Rabu (23/3), empat kapal telah kembali dari ekspedisi selama 115 hari untuk melakukan kegiatan penangkapan ilmiah paus Perburuan itu secara terang-terangan mengabaikan putusan Mahkamah Internasional 2014 yang menantang legitimasi ilmiah dari program.
Komisi Penangkapan Ikan Paus Internasional, yang mengatur industri ini, telah melarang perburuan paus secara komersial sejak tahun 1986, namun pengecualian untuk studi ilmiah. Jepang telah lama dituduh menggunakan pengecualian ini sebagai penutup kegiatan penangkapan paus komersial.
Sebagai ahli biologi mamalia laut, Leah Gerber mengatakan kepada National Geographic pada tahun 2014 bahwa setelah kapal Jepang mendapatkan paus, ada beberapa kemiripan dengan kegiatan ilmiah, termasuk mengumpulkan organ untuk digunakan dalam penelitian. Namun, sebagian besar paus ujung-ujungnya didistribusikan ke pasar, di mana daging dijual untuk konsumsi.
(Baca pula : Islandia Berhenti Berburu Paus Sirip untuk Sementara)
Setelah putusan pengadilan internasional, Jepang menghentikan kegiatan penangkapan paussementara, tetapi kemudian memutuskan untuk memulai perburuan paus lagi di musim 2015-2016. Program mereka direvisi menjadi lebih ilmiah, dan menurunkan kuotanya menjadi sekitar dua-pertiga.
Banyak ilmuwan mencemooh rencana baru ini, dan Komisi Penangkapan Ikan Paus Internasional tidak mencapai konsensus tentang apakah itu memenuhi persyaratan. Sementara pengurangan kuota tampak bagus di atas kertas, namun tetap tidak membuat banyak perbedaan dalam praktek.
Menurut Astrid Fuchs, manajer program penangkapan ikan paus untuk organisasi nirlaba Paus dan Konservasi Dolphin. Dalam tahun-tahun sebelumnya, Jepang telah menewaskan antara 200-400 paus minke Antartika setiap tahun. Tahun ini sejumlah 333 ekor adalah jumlah rata-rata.
Salah satu bagian dari rencana adalah menargetkan paus betina. Jepang menyatakan bahwa perburuan harus menangkap dan membunuh paus remaja dan betina dewasa untuk menentukan usia di mana paus minke mencapai kematangan seksual. Jepang ingin menggunakan data ini dalam pencariannya untuk menunjukkan populasi paus minke yang cukup sehat.
(Baca juga : Rahasia Menu Makanan Paus Omura)
Ekspedisi ini merupakan bagian dari rencana 12 tahun untuk membunuh hampir 4.000 paus di perairan Antartika. Status konservasi paus minke Antartika tidak jelas, tetapi beberapa analisis telah menemukan penurunan 60 persen, ketika membandingkan periode 1978-1991 dan periode 1991-2004, yang akan memenuhi syarat untuk status terancam punah.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR