Empat ekor gajah mati akibat tersambar petir di wilayah utara Sri Lanka dalam sebuah tragedi alam terbesar di negeri itu selama beberapa tahun terakhir. (Baca : Kelelahan, Seekor Gajah di Angkor Wat Mati Saat Angkut Turis)
Seekor gajah betina berusia 25 tahun dan dua anaknya masing-masing berusia 10 bulan dan dua tahun, serta seekor gajah betina berusi 8 tahun ditemukan mati pada Minggu (8/5/2016), di dekat taman nasional Wilpatu.
"Warga desa di sekitar taman nasional yang melaporkan hal ini dan kami sudah melakukan otopsi. Kematian mereka disebabkan tersambar petir," kata dokter hewan Chandana Jayasinghe.
Warga desa Mahavilachchiya, 250 kilometer sebelah utara ibu kota Kolombi melaporkan hujan deras yang diwarnai guntur serta petir mengguyur wilayah itu pada Jumat lalu.Saat itulah, para pengelola taman nasional menduga, keempat gajah tersebut mati tersambar petir.
(Baca juga : Direktur Pertambangan Ditangkap Karena Telah Meracuni Gajah)
Gajah adalah hewan yang, selain dilindungi, juga sangat dihormati warga Sri Lanka yang sebagian besar memeluk agama Buddha itu. Sesuai aturan di Sri Lanka, kematian gajah harus dipastikan penyebabnya dan kemudian sertifikan kematian diterbitkan sebelum bangkainya dimusnahkan atau dikuburkan.
Meski memiliki undang-undang konservasi alam yang keras dan gajah kerap dikaitkan dengan ajaran Buddha, tak kurang dari 200 ekor hewan besar itu dibunuh tiap tahun di Sri Lanka.
Pembunuhan gajah ini biasanya tak terkait perburuan liar tetapi lebih pada konflik dengan manusia. Setiap tahun tercatat gajah-gajah Sri Lanka menewaskan sedikitnya 50 orang. (Baca pula : Lagi, Gajah Ditemukan Terluka dan Mati di Riau)
Populasi gajah di Sri Lanka menurun hingga hanya sekitar 7.000 ekor berdasarkan sensus lima tahun lalu. Padahal di awal abad ke-20 sekitar 20.000 ekor gajah berkeliaran bebas di negeri pulau itu.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR