Sekitar 80 badak Afrika akan diterbangkan ke Australia untuk menghindari perburuan yang marak terjadi di Benua Hitam itu. Ray Dearlove, seorang pensiunan sales di Afrika Selatan, berharap bisa melakukan itu dalam kurun waktu empat tahun ke depan.
Organisasinya, The Australian Rhino Project, bertujuan membangunan kawasan pengembangbiakan badak di Australia sebagai sebuah “produk asuransi”—jika sewaktu-waktu badak Afrika benar-benar habis oleh pemburu yang tak bertanggung jawab.
“Untuk sekarang, saya hanya ingin membawa mereka ke Australia, menempatkan mereka di sebuah tempat yang membuat mereka merasa nyaman untuk berkembang biak dan kita bisa melihat apa yang akan terjadi di sana,” ujar Dearlove kepada The Huffington Post.
Tapi, membawa badak-badak itu ke Australia bukan satu-satunya ambis Dearlove.
“Jika kondisi sudah memungkinkan, kami akan melepaskan badak-badak itu kembali ke alam liar, di seluruh tempat di Afrika, bukan hanya Afrika Selatan. Saya percaya, bahwa badak harus tetap ada di alam liar, tidak hanya di penangkaran,” tulis Dearlove di situs The Australian Rhino Project.
Sebagai permulaan, akhir tahun ini Dearlove akan membawa enam badak Afrika. Selain karena prosedur yang sedikit ribet, ongkos yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek ini tidak sedikit. Seperti disampaikan kepada The Huffington Post, estimasi biaya proyek ini sekitar AS$75 ribu (sekitar Rp1 miliar) untuk satu badak.
Meski mahal, sepertinya keinginan Dearlove dan lembaganya sudah bulat. Bagiamanapun juga, badak-badak itu harus diselematkan dari perburuan yang merajalela.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR