Keputusan seorang penjaga Kebun Binatang Cincinnati menembak gorila hingga terbunuh setelah seorang anak jatuh ke kandang gorila telah memicu perdebatan luas terkait hak-hak binatang. Namun, perhatian penuh pada tindakan kebun binatang ini justru telah mengaburkan ancaman sebenarnya yang dihadapi gorila, yakni manusia.
(Baca : Pembunuhan Gorila Harambe, Bukti Lemahnya Keamanan Hewan dan Manusia di Kebun Binatang)
Kematian seekor gorila yang terancam punah dari dataran rendah barat, bernama Harambe ini dapat mengakibatkan tuntutan pidana terhadap keluarga anak atas kelalaian mereka. Ibu dari anak laki-laki berusia 4 tahun dilindungi dan dibela dari insiden tersebut. Para aktivis kembali menaikkan kampanye sengit melawan kebun binatang.
Beberapa opini publik yang beredar di media sosial mengarah pada suatu fakta yang sangat nyata bahwa manusia telah lama berkontribusi atas kepunahan setiap gorila terakhir di alam liar.
Sejauh ini, ancaman terbesar bagi empat subspesies gorila adalah perburuan liar dan konsumsi daging gorilla di daerah miskin Afrika. Sebuah laporan dirilis pada bulan April oleh Wildlife Conservation Society (WCS) menemukan bahwa orang-orang secara terbuka berbicara tentang berburu binatang, tanpa memandang status konservasi, karena mereka terlalu miskin untuk makan daging yang berkualitas.
"Kera besar masuk di antara spesies yang sangat berharga karena ukurannya relatif besar," ungkap perwakilan WCS. (Baca juga : Semua Gorila di Alam Liar Berisiko Tinggi Menuju Kepunahan)
Akibat tren mengerikan ini, semua gorila yang tersisa sekarang berada pada risiko tinggi akan kepunahan, seperti simpanse timur. Satu subspesies belum terdaftar sebagai satwa yang terancam punah, yang gorila Grauer. Saat ini pun telah terjadi penurunan pada populasi Grauer, hingga 77 persen hanya dalam kurun waktu 20 tahun. Sekarang hanya ada 3.800 tersisa.
Sedikit kabar baiknya, subspesies gorila gunung adalah satu-satunya populasi gorilla yang benar-benar meningkat. Hal ini diungkapkan oleh Dian Fossey Gorilla Fund International. Berdasarkan organisasi tersebut diketahui bahwa peningkatan terjadi karena upaya konservasi yang intensif mendorong pengawasan penuh kawasan tersebut.
Meskipun ancaman ini sangat nyata, liputan media sering gagal menyebutkan nasib kerabat Harambe lainnya. Banyak gorila lain dijerat, ditembak dan diburu secara teratur, dan hanya ada rencana setengah matang untuk mendirikan pasukan defensive dalam perlindungan gorilla.
(Baca pula : Gorila Bersenandung Ketika Mereka Makan)
Orang-orang akan terus menyerukan tuntutan pidana terhadap petugas kebun binatang yang membela anak terjatuh ke kandang gorila. Mereka akan mempertanyakan motif dari orang tua anak tersebut, dan menganalisis rekaman video yang mungkin atau tidak menunjukkan apakah Harambe bertindak agresif. Namun, tetam masih ada kemungkinan cara yang lebih baik, yakni dengan menghabiskan waktu dan berusaha menjadi penyelamat hewan yang masih tersisa di alam liar, yang berjuang untuk bertahan hidup di dunia dari kehancuran mereka.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR