Awal Juli ini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkap bahwa dirinya membuka peluang bagi 300,000 pengungsi Suriah untuk menjadi warga negara Turki. Proses pemberian status warga negara Turki kepada pengungsi Suriah dilakukan secara bertahap.
"Kami akan membuka kesempatan menjadi warga negara Turki untuk membantu saudara-saudara kami ini dengan pemantauan yang dilakukan dari kantor kementerian," ujar Erdogan dalam pidatonya di selatan kota Kilis, dimana terdapat begitu banyak pengungsi Syiriah berada, pada Sabtu lalu.
Namun, pernyataan Erdogan mengenai peluang tersebut memperoleh kecaman dari rakyat Turki sendiri. Kemarahan rakyat Turki terhadap peluang pengungsi Suriah menjadi bagian dari negara mereka dituangkan lewat pesan-pesan di sosial media.
Keberadaan tagar #suriyelilehayir merupakan salah satu aksi kecaman yang telah menjadi trending topic di negara tersebut sepanjang Sabtu (09/07/2016). Tagar #suriyelilehayir mengandung arti katakan tidak pada kepada orang Suriah.
Pemerintah Turki berpikir bahwa dengan memberikan peluang bagi warga Suriah untuk menjadi warga negara mereka, Turki akan memudahkan mereka dalam memperoleh pendidikan serta pekerjaan. Keputusan yang diambil oleh pemerintah Turki tersebut pun mendapatkan pujian dari dunia.
Banyak para pengungsi yang berada di Turki melarikan diri dari Selatan Suriah, dimana mereka harus menghadapi bahaya dari ISIS dan serangan udara di daerah teritorial rezim Bashar al-Assad. Lebih dari 250,000 orang Suriah tewas dan 10 juta orang tak memiliki tempat tinggal sejak kekerasan terjadi di Suriah tahun 2011.
Penulis | : | |
Editor | : | test |
KOMENTAR