Solar Impulse 2 mengakhiri perjalanannya pada Senin (25/7) lalu, dan menjadi pesawat pertama yang mengelilingi dunia tanpa setetes pun bahan bakar cair.
Pilot Bertrand Piccard dan André Borschberg melakukan perjalanan selama 17 bulan dan berhenti di 17 kota. Tenaga surya mendorong mereka meluncur sejauh 43.000 kilometer.
Pendaratan mereka di Abu Dhabi terjadi sehari setelah hari ulang tahun Amelia Earhart, perempuan pertama yang seorang diri melintasi Atlantik pada 1932. Penerbangan bersejarah mencatut nama Earhart, Charles Lindbergh dan pelopor penerbangan lainnya. Tetapi, Solar Impulse lebih menekankan pada penggunaan energi dibandingkan penerbangan itu sendiri.
Dalam uraian visi untuk proyeknya 12 tahun lalu, Piccard mencatat bahwa energi bersih “kekurangan dorongan promosi pemasaran yang dinamis”. Solar Impulse dianggap maskot teknologi di udara yang oleh pendukungnya dikatakan dapat mengurangi setengah konsumsi energi dunia dan menjaga pemanasan planet.
“Solar Impulse menghimpun sejumlah komponen teknis canggih dengan cara yang tak akan mungkin terjadi beberapa tahun lalu,” ujar Craig Steeves, Direktur Studi Aerospace di University of Toronto Institute.
Memang, bahan pesawat yang ringan dan komponen lainnya dapat digunakan di jalan dan jaringan listrik. Mesin super efisiennya dijalankan oleh listrik yang dihasilkan dari 17.248 sel surya. Sel-sel tersebut hampir 50 persen lebih efisien dari pada yang biasa. Pesawat ini juga dilengkapi oleh baterai padat khusus yang dapat menyimpan tenaga surya sehingga pesawat dapat terbang di malam hari.
“Solar Impulse telah membuktikan bahwa sistem listrik 24 jam yang didukung ekslusif oleh energi terbarukan, adalah hal yang mungkin,” kata Conor Lennon, manajer proyek-proyek khusus dengan ABB, yang membuat transformator listrik, stasiun pengisian EV dan teknologi listrik lainnya.
Meski banyak teknologi canggih yang tertanam pada Solar Impulse 2, namun saat ini, pesawat tersebut hanya dapat mengangkut satu orang, yakni sang pilot, dan melakukan perjalanan dengan kecepatan setara mobil, rata-rata 75 km per jam. Masih banyak hal yang perlu diperbaiki dan dikembangkan dari teknologi Solar Impulse 2. Merujuk pada fakta tersebut, tampaknya kita belum dapat bersafari menggunakan pesawat bertenaga surya dalam waktu dekat. Meski demikian, prestasi Solar Impulse 2 telah mengarah ke masa depan energi di planet ini.
Pada akhirnya, teknologi yang ada secara bersamaan harus dapat melindungi lingkungan dengan cara yang hemat biaya dan membawa keuntungan kepada perusahaan.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR