Harimau Sumatera merupakan salah satu harimau yang tengah berada di ambang kepunahan. Di Pulau Sumatera yang merupakan habitat asli harimau itu, diperkirakan hanya tersisa 371 ekor yang tersebar dari Aceh sampai Lampung.
Hal tersebut tidak lepas dari adanya kerusakan hutan yang menjadi habitat asli para harimau. Hal tersebut disampaikan oleh Sunarto selaku spesialis spesies WWF Indonesia.
"Laju kerusakan hutan di Sumatera masih relatif tinggi, walaupun ada kecenderungan mulai menurun di beberapa tempat. Mungkin karena hutannya juga sudah mulai habis," ujar Sunarto selepas Konferesi Pers Global Tiger Day 2016 dari WWF Indonesia, Jumat (29/07/2016), di Atrium Senayan City, Jakarta.
Menurutnya, kini banyak hutan yang kemudian hilang karena adanya konversi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit hingga kawasan industri. Sunarto mencoba menggunakan kasus Riau sebagai ilustrasi dari kegiatan konversi tersebut.
"Contohnya seperti Riau. Dari 25 tahun terakhir, sampai tahun 2007, lebih dari 70% hutan hilang, yang kebanyakan dikonversi menjadi lahan kelapa sawit atau area perindustrian," jelasnya.
Sunarto beranggapan bahwa faktor yang menjadi ancaman bagi kepunahan Harimau Sumatera ada begitu banyak. Jika tren yang mengancam keberadaan populasi satwa langka itu terus dilakukan, maka kemungkinan punahnya Harimau Sumatera akan semakin besar.
Ancaman bagi Harimau Sumatera tidak bergerak linear. Dengan kondisi yang menurun terus seperti yang terjadi 25 tahun terakhir hingga tahun 2007, jika tidak ada usaha dan kegiatan untuk melakukan penyelamatan, maka Sunarto pun meyakini kepunahan Harimau Sumatera akan terjadi sekitar 20 tahun kedepan.
"Tapi kita ada respon untuk mencegah hal itu terjadi. Kalau publik tiba-tiba mendukung seperti yang kita lakukan saat ini, situasi seperti itu justru dapat kita balik. Tapi tidak boleh teralu lama, jika sudah sampai pada titik tertentu, mungkin itu sudah terlambat," kata Sunarto.
Ada banyak usaha yang dilakukan untuk menyelamatkan hutan sebagai bagian dari keberlangsungan hidup populasi Harimau Sumatera. Menurut Sunarto, apa yang kini bisa dilakukan oleh masyarakat adalah menjada apa yang masih tersisa dan hal itu masih butuh untuk dioptimalkan.
Penulis | : | |
Editor | : | test |
KOMENTAR