Sebuah penemuan berharga mengungkapkan bagian yang hilang dari sejarah negara Afrika Selatan: Badak Emas dari Mapungubwe yang memiliki simbol kekuatan. Benda itu menjadi representasi dari hewan yang secara fisik paling kuat di daerah tersebut, badak. Emas menjadi salah satu simbol di area itu yang turut menggambarkan kekuatan.
Dalam perjalanannya keluar dari daerah tersebut menuju Inggris untuk menghadiri sebuah pameran, patung badak emas itu menjadi saksi bisu yang kuat untuk menunjukkan dari sebuah kerajaan kuat dan megah yang pernah ada di Afrika ratusan tahun sebelum masuknya masyarakat kulit putih ke sana.
Pada 1934 badak emas itu ditemukan di pemakaman kerajaan di situs Mapungbwa, utara Arika Selatan yang berbatasan dengan Zimbabwe. Benda itu dibuat pada abad ke-13 sebagai refleksi dari kekayaan Mapungubwe, kerajaan awal yang pernah diketahui di Afrika Selatan.
Pada 1934 badak emas itu ditemukan di pemakaman kerajaan di situs Mapungbwa, utara Arika Selatan yang berbatasan dengan Zimbabwe. Benda itu dibuat pada abad ke-13 sebagai refleksi dari kekayaan Mapungubwe, kerajaan awal yang pernah diketahui di Afrika Selatan
Mapungubwe menjalankan pemerintahannya dari 1220 hingga 1290, yang memegang kendali atas perdagangan emas pada pemukiman di pesisir Kilwa Kisiwani, 2.000 mil ke arah utara-timur, yang kini dikenal sebagai negara Tanzania.
Selama abad ke-13, emas meningkat menjadi bagian dari perdagangan ekspor paling penting. Emas kemudian digantikan dengan biji kaca yang menjadi simbol dari kekayaan dan kekuatan elit. Badak emas itu kemudian terkubur bersama anggota kerajaan Mapungubwe.
Badak emas itu telah meninggalkan Afrika Selatan untuk pertama kalinya. Benda bersejarah itu dipajang dalam pameran South Africa: The Art of a Nation di British Museum. Dalam pameran ini, benda tersebut akan duduk di panggung dunia untuk menceritakan kepada masyarakat luas mengenai arti penting Mapungubwe, masa lalu pra-kolonial, kriminal kolonialisme, dan apartheid.
Mendesak Pengesahan RUU Masyarakat Adat yang Menjadi Benteng Terakhir Upaya Konservasi
Penulis | : | |
Editor | : | test |
KOMENTAR