Suku Maya kuno telah mencatat momen ketika astronom zaman mereka telah menemukan pergerakan planet Venus di langit malam.
Teks tersebut diberi nama Dresden Codex, yang berisi perhitungan terbitnya dan pengaturan pergerakan Venus. Berdasarkan rekaman tersebut, sejarawan mampu menempatkan astronom dalam rentang waktu 25 tahun dalam paruh pertama abad ke-10.
“Kita bisa melihat momen tersebut ketika seseorang menempatkannya secara bersamaan,” ujar Aldana, sejarawan di Departemen of Chicano Studies of California, Santa Barbara.
Dresden Codex merupakan sebuah manuskrip Maya yang memiliki halaman dua sisi dengan kisah dibaliknya. Dokumen dibuat oleh Kerajaan Yucatan dan dibawa ke Perpustakaan Kerajaan di Dresden, Jerman tahun 1730-an, menurut Foundation for the Advancement of Mesoamerican Studies.
Di akhir tahun 1800-an, Ernst Forstemann, matematikawan Jerman menunjuk table numerial pada halaman 24 dari manuskrip tersebut. Tabel tersebut berisi perhitungan pergerakan Venus, meskipun saat itu tidak ada yang cukup memahami aksara Maya.
Di tahun 1920-an, soerang teknisi kimia John Teeple melihat dengan hati-hati angka-angka yang ada di sana dan menyadari bahwa Maya menggunakan teknik yang menakjubkan untuk memperbaiki pergerakan kalender mereka akibat dari perputaran tidak biasa yang dilakukan oleh Venus.
Banyak peneliti yang berasumsi bahwa perbaikan tersebut dilakukan dengan teknik numerologis untuk melihat secara cepat pergerakan Venus di masa lalu dan memprediksikannya dengan menghitung dari perkiraan sebelumnya.
Namun beberapa hal di sekitar tabel perlu diperhatikan secara jeli karena aksara Maya belum dapat diketahui secara mendalam dengan baik hingga abad ke-20.
Untuk penelitian terbaru in, Aldana menganalisi huruf yang ada di sekitar table Venus tersebut. Dari sana, ia menemukan bahwa Maya secara aktif melakukan perhitungan fase pergerakan Venus untuk menghitung upacara ritual bangsa mereka.
Maya telah mengelaborasi pengaturan ritual agar tetap terikat dengan kalender, ujar Aldana. “Mereka mungkin melakukan rital berskala besar yang berhubungan dengan perbedaan fase Venus.”
Perbaikan dari table Venus dibuat karena Maya tidak ingin liburan di waktu yang salah. Ketidakakuratan kecil dalam kalender tak berdampak bagi jangka pendek, namun akan berpengaruh ratusan tahun kedepan lamanya. Hal itu akan membawa kesalahan dalam pelaksanaan ritual.
Kombinasi teks dan tabel merefleksikan metode perhitungan yang menakjubkan atas observasi spesifikasi waktu abad ke-10 itu.
Copernicus suku Maya, yang belum diketahui namanya itu, telah melakukan perhitungan bintang di langit malam untuk sekian tahun lamanya, dan membangun sebuah observatory berbentuk seperti cangkang kerang yang disebut denga El Caracol di Chichen Itza.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Penulis | : | |
Editor | : | test |
KOMENTAR