Untuk pertama kalinya, para astronom berhasil mengetahui bagaimana rupa kutub utara Planet Jupiter. Foto kutub utara planet terbesar di Tata Surya tersebut dikirim oleh pesawat antariksa Juno milik NASA.
Gambar menunjukkan sistem badai dan aktivitas cuaca yang benar-benar tak pernah terlihat sebelumnya di planet gas raksasa mana pun di Bima Sakti.
“Di bagian kutub utara, warnanya lebih biru dibandingkan dengan daerah lain di planet ini. Ada banyak badai, dan tak ada tanda garis lintang atau bujur seperti yang biasa kita gunakan. Kami melihat tanda-tanda bahwa awan-awan memiliki bayangan, kemungkinan menunjukkan bahwa awan-awan tersebut berada di posisi tertinggi di banding fitur-fitur lain,” kata Scott Bolton, peneliti utama Juno dari Southwest Research Institute di San Antonio.
Jupiter amat berbeda dengan planet-planet gas lain dalam Tata Surya kita. “Saturnus memiliki sebuah heksagon di kutub utara, tetapi tak ada hal serupa di Jupiter. Planet terbesar di Tata Surya kita ini benar-benar unik,” lanjut Bolton.
Pesawat antariksa Juno masih memiliki 36 kesempatan untuk terbang lebih dekat ke Jupiter demi mengungkap keunikan-keunikan planet tersebut yang kini masih menjadi misteri.
Bersama kamera Juno yang mengambil gambar sebanyak mungkin selama terbang dekat, kedelapan instrumen ilmiah Juno bersinergi dan mengumpulkan data. The Jovian Infrared Auroral Mapper (JIRAM) yang disediakan oleh Italian Space Agency, telah berhasil mendapatkan beberapa gambar luar biasa dari wilayah kutub utara dan selatan Jupiter dalam panjang gelombang inframerah.
Gambar inframerah pertama dari kutub utara dan selatan Jupiter mengungkap titik hangat dan panas yang belum pernah terlihat sebelumnya. Selain itu, gambar inframerah kutub selatan Jupiter juga dapat mengungkap aurora di pucuk selatan planet tersebut.
“Tak ada instrumen lain, baik dari Bumi atau luar angkasa, yang pernah berhasil melihat aurora selatan ini. Sekarang, dengan adanya JIRAM, kita bisa melihat tampilannya yang sangat cerah dan terstruktur. Detail tingkat tinggi pada gambar akan memberikan lebih banyak informasi tentang morfologi dan pergerakan aurora tersebut,” kata Alberto Adriani, salah satu peneliti JIRAM dari Instituto di Astrofisica e Planetologia Spaziali, Roma.
Juno juga berhasil mengumpulkan lebih banyak data unik tentang Jupiter melalui misi Radio/Plasma Wave Experimnet (Waves) yang merekam transmisi gelombang yang berasal dari planet tersebut. Emisi gelombang radio dari Jupiter sudah diketahui sejak tahun 1950-an tetapi belum pernah dianalisis dari titik sedekat ini.
Pesawat antariksa Juno diluncurkan pada 5 Agustus 2011 dari Cape Canaveral, Florida, dan tiba di Jupiter pada 4 Juli 2016. Juno berhasil mengeksekusi penerbangan orbital yang pertama pada 27 agustus, berada sekitar 4.200 kilometer di atas awan Jupiter yang berputar-putar. Dalam kesempatan itu, pesawat antariksa menghabiskan waktu hingga satu setengah hari untuk mengumpulkan data dari atas kutub utara dan dari bawah kutub selatan Jupiter.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR