Nationalgeographic.co.id—Para peneliti telah menghabiskan waktu puluhan tahun untuk menangkap dan mengukur burung di sudut terpencil hutan hujan Amazon, Brasilia. Mereka mulai datang ke sini untuk mempelajari keanekaragaman di hutan yang masih asli. Mereka ingin membandingkan spesies yang tinggal di sana dengan spesies di daerah di mana penebangan atau jalan merusak habitat. Akan tetapi, sebuah tim telah menemukan perubahan yang lebih halus: Burung menyusut.
Selama 40 tahun terakhir, lusinan spesies burung tropis semakin mengecil. Banyak spesies telah kehilangan sekitar 1 sampai 2 persen dari berat badan rata-rata mereka per dekade. Terlebih lagi, beberapa spesies memiliki sayap yang lebih panjang. Selama periode waktu yang sama, iklim menjadi lebih panas dan lebih bervariasi. Temperatur yang lebih tinggi dapat membuat Anda tetap tenang. Tubuh yang lebih ramping dan lebih efisien dapat membantu burung melakukan hal itu, kata para peneliti. Mereka melaporkan temuan mereka 12 November di Science Advances.
“Perubahan iklim bukanlah sesuatu di masa depan. Itu terjadi sekarang,” kata Ben Winger. "Dan," tambahnya, "memiliki efek yang belum kami pikirkan." Winger adalah ahli burung. Dia bekerja di Universitas Michigan di Ann Arbor, yang telah menyaksikan penyusutan serupa pada burung yang bermigrasi. Melihat pola yang sama pada banyak jenis burung yang berbeda, termasuk yang sekarang tidak bermigrasi, menunjukkan bahwa itu mungkin “fenomena yang lebih universal,” katanya.
Banyak penelitian telah menghubungkan ukuran tubuh dan suhu. Di iklim yang lebih dingin, berubah menjadi besar. Area permukaan yang lebih kecil relatif terhadap volume seseorang mengurangi kehilangan panas melalui kulit. Itu membuat tubuh lebih hangat. Saat iklim menghangat, "Anda akan mengharapkan ukuran tubuh yang menyusut untuk membantu organisme melepaskan panas dengan lebih baik," kata Vitek Jirinec. Dia seorang ahli ekologi di Pusat Penelitian Ekologi Integral. Di Blue Lake, California.
Banyak spesies burung migran Amerika Utara semakin kecil. Winger dan rekan melaporkan hal ini tahun lalu di Ecology Letters. Perubahan iklim adalah kemungkinan penyebabnya, kata Winger. Tapi faktor lain bisa berperan. Para migran menghadapi berbagai macam kondisi dalam perjalanan mereka. Habitat yang rusak, kekurangan makanan dan tantangan lainnya tidak dapat dikesampingkan.
Source | : | Science News for Students |
Penulis | : | Agnes Angelros Nevio |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR