Meski sejarah London mengalami banyak perubahan selama akhir abad ke-17, namun bukti dari bakteri yang bertanggungjawab atas Wabah Besar yang menyerang kota belum juga mampu diketahui.
Namun setelah penemuan makam massal dari korban wabah tersebut pada tahun 2011 saat melakukan konstruksi terowongan kereta bawah tanah di pusat kota London, para arkeolog akhirnya mampu mengidentifikasi DNA bakteri penyebab wabah tersebut. DNA tersebut berasal dari bakteri Yersinia pestis.
“Ini adalah sebuah penemuan besar yang sangat signifikan. Identifikasi DNA kuno pertama yang dilakukan dari Wabah Besar tahun 1665 di Britania,” jelas Don walker, senior osteologis di Museum of London Archeology, yang selama lima tahun telah melakukan analisis pada semua jasad korban tersebut.
“Ini adalah sebuah penemuan besar yang sangat signifikan. Identifikasi DNA kuno pertama yang dilakukan dari Wabah Besar tahun 1665 di Britania,”
“Penemuan ini berpotensi untuk menambah pemahaman para ilmuwan atas penyakit itu, dan juga melakukan penelitian lebih detail pada tulang-tulang tersebut akan mampu mengungkapkan lebih banyak penyakit epidemik itu dan kehidupan para korban.”
Penemuan itu terjadi saat pembangunan Crossrail, sebuah proyek konstruksi terbesar di Eropa, untuk membangun terowongan di bawah London. Para pekerja menemukan sekitar 3.500 jasad di lokasi tersebut, yang sebelumnya merupakan sebuah pemakaman bernama Bedlam.
Penemuan ini membawa para peneliti pada sebuah pandangan akan apa yang terjadi selama periode bersejarah di kota tersebut, yang menjadi sebuah rekaman bersejarah dari penduduk London tahun 1660-an.
“Penemuan ini berpotensi untuk menambah pemahaman para ilmuwan atas penyakit itu, dan juga melakukan penelitian lebih detail pada tulang-tulang tersebut akan mampu mengungkapkan lebih banyak penyakit epidemik itu dan kehidupan para korban.
Kematian massal yang terjadi pada periode tersebut dikenal dengan sebutan Wabah Besar (Great Plague). Wabah tersebut menyapu habis seluruh London, dan diperkirakan telah membunuh 100.000 orang atau sekitar seperempat jumlah penduduk yang ada di kota tersebut pada waktu itu.
Epidemik yang menyerang tahun 1665 tersebut sesungguhnya adalah sebuah wabah berskala kecil jika dibandingkan dengan wabah Black Death.
Lebih dari lima tahun sejak ditemukannya pemakaman massal di Liverpool Street, yang kemudian menjadi tempat pembelian tiket untuk kereta, para arkeolog telah mempelajari penyakit tersebut dan telah menahan bakteri Y. Pestis tersebut.
Menariknya, permakaman massal di Liverpool Street tersebut ternyata mampu mengungkapkan aspek lain dari wabah yang menyapu seluruh penduduk di London.
Penulis | : | |
Editor | : | test |
KOMENTAR