Foto-foto Pemenang Kontes "Wildlife Photographer of the Year"
Kamis, 20 Oktober 2016 | 12:00 WIB
Kompetisi tahunan “Wildlife Photographer of the Year” kembali digelar. Tahun ini, kontes yang terbuka untuk fotografer profesional dan amatir di seluruh dunia, diikuti oleh 50.000 peserta dari 95 negara.
"Wildlife Photographer of the Year menyoroti beberapa pertanyaan besar bagi masyarakat dan lingkungan: Bagaimana kita bisa melindungi keanekaragaman hayati? Bisakah kita belajar untuk hidup dalam harmoni dengan alam?" ujar Michael Dixon, direktur Museum Sejarah Alam di London, yang mengadakan kompetisi.
“Gambar-gambar pemenang menyentuh hati kita, dan menantang kita untuk berpikir secara berbeda tentang alam," tambah Dixon.
Fotografer Amerika, Tim Laman menjadi pemenang utama kompetisi tahunan bergengsi ini dengan fotonya yang bertajuk “Entwined Lives”. Foto ini menampilkan orangutan kalimantan yang terancam punah di hutan hujan Indonesia.
Tim Laman menghabiskan waktu selama tiga hari untuk memanjat dan menuruni pohon menggunakan tali di Taman Nasional Gunung Palung, Kalimantan Barat, Indonesia. Kemudian ia menempatkan kamera yang bisa dioperasikan dari jarak jauh di berbagai sudut untuk menangkap gambar orangutan.
Laman berharap fotonya dapat membantu melindungi orangutan di Asia Tenggara, yang populasinya menurun karena hilangnya habitat. Pada bulan Juli lalu, International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyatakan bahwa kedua spesies orangutan—sumatra dan kalimantan—saat ini kritis (critically endangered).
Foto-foto dari kompetisi ini akan ditampilkan dalam sebuah pameran mulai 21 Oktober di Natural History Museum di London. Ada 16 kategori dengan masing-masing pemenang. Mereka dinilai berdasarkan tiga faktor: kreativitas, kesenian, dan kompleksitas teknis. Lihat sebagian foto-foto para juara yang menampilkan keindahan dan sisi lain dari kerajaan hewan berikut ini.
Begitu Luis Javier Sandoval tergelincir ke dalam air dari Isla Espiritu Santo di Teluk California, singa laut California muda yang penasaran ini datang untuk melihat lebih jelas. Salah satu anak singa laut meraih bintang laut dari dasar dan mulai melemparkannya ke Sandoval. (Luis Javier Sandoval)
Burung hantu kerdil Eurasia membentuk ikatan pasangan di musim gugur yang berlangsung hingga musim semi. Mats Andersson menikmati kebersamaan pasangan ini-sampai pada malam harinya, ia menemukan salah satu dari mereka mati tergeletak di lantai hutan di Rashult, Swedia selatan. "Postur istirahat burung hantu ini mencerminkan kesedihan saya terhadap pendampingnya yang hilang," katanya. (Mats Andersson)
Saat hujan mulai turun di Lencois Maranhenses National Park, Brasil, lapisan kedap air di bawah pasir memungkinkan air untuk terkumpul di lembah-lembah bukit pasir, membentuk ribuan laguna sementara. Rudi Sebastian merencanakan perjalanan dengan baik dan berhasil mengabadikan fenomena tersebut. Beberapa minggu kemudian, laguna-laguna tersebut telah menguap. (Rudi Sebastian)
Seekor burung gagak bertengger di pohon adalah adegan yang kerap disaksikan oleh Gideon Knight, pemenang Wildlife Photographer kategori Fotografer Muda, di dekat rumahnya di London Valentines Park. Untuk sudut yang lebih unik, ia menempatkan diri di lereng berlawanan burung untuk menangkap siluet ini. (Gideon Knight)
Tanpa diduga, fotografer Paul Hilton menyaksikan kebrutalan terhadap satwa liar di pelabuhan utama Belawan, Sumatra Utara: 4.000 trenggiling dibekukan. Mereka akan dikirim ke Tiongkok dan Vietnam untuk diperdagangkan daging dan sisiknya (sisik mereka diyakini dapat mengobati berbagai penyakit). (Paul Hilton)
Pada malam hari, di pinggiran kota Mumbai yang berbatasan dengan Sanjay Gandhi National Park, macan tutul kerap menyelinap melalui labirin gang untuk mencari makanan. Meskipun macan tutul India biasanya sering dikabarkan bentrok dengan manusia, Nayan Khanolkar ingin mengambil gambar untuk menunjukkan pandangan berbeda terhadap kucing besar ini. Setelah empat bulan, ia berhasil mendapatkan foto ini. (Nayan Khanolkar)
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Dunia Hewan: Benarkah Kucing Mendomestikasi Dirinya Sendiri?
KOMENTAR